Hal luar biasa yang saya maksud adalah "keterjungkalan" Ahok akibat kesalahannya sendiri. Hingga terjadilah pembalikan keadaan pada putaran kedua. Perolehan suaranya menjadi 57,96 % untuk Anies -- Sandi. Sedang Ahok -- Jarot hanya memperoleh 42,42 % suara.
Tetapi, mungkinkah hal yang luar biasa itu bisa terulang lagi pada konteks, even dan momen yang berbeda? Dugaan kuat saya, Jokowi -- Ma'ruf Amin pasti sudah sangat belajar pada kasus tumbangnya Basuki Tjahaja Purnama.
Apalagi sebelumnya, Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Jokowi -- Ma'ruf, sudah pernah mengingatkan seperti ini:
"Yang paling penting itu jangan bikin kesalahan. Seperti yang saya katakan, politik itu seperti main badminton, dapat poin kalau smash masuk atau lawan buat kesalahan."
Selain itu Jusuf Kalla mengatakan juga, bahwa pasangan calon nomor urut 01 masih harus kerja keras demi meraih target perolehan elektabilitas sebesar 62 persen. "Ya, tidak ada yang tidak mungkin mencapai itu (62 persen). Tapi tentu harus kerja keras karena berdasarkan survei pasangan calon 01 masih di bawah angka itu," katanya.
Intinya, hal luar biasa itu terjadi kalau Jokowi -- Ma'ruf sampai melakukan "blunder politik". Kalau itu terjadi, akan menjadi "berkah besar" bagi Prabowo -- Sandi. Sebaliknya akan menjadi "malapetaka besar" bagi Jokowi -- Ma'ruf. Mungkinkah itu terjadi lagi? Sangat amat kecil kemungkinannya.
Keluar-biasaan Jokowi
Kalau kubu Prabowo mengharapkan Jokowi terpeleset dalam "blunder politik" seperti Ahok; sebaliknya kubu pasangan calon 01, mengharapkan agar Jokowi bisa mengulangi "kecemerlangan politik"-nya sendiri. Ahok -- Jarot memang pernah rontok di Pemilihan Gubernur DKI 2017. Tetapi Jokowi pernah sangat cemerlang merontokkan Fauzi Bowo yang petahana di Pemilihan Gubernur DKI 2012.
Mari kita ingat kembali hasil Pemilihan Gubernur DKI tahun 2012. Putaran pertama Jokowi -- Ahok sudah unggul dengan 42,6 % dibanding Foke -- Nara yang hanya 34,05 %. Lalu putaran kedua lebih fantastis lagi. Jokowi -- Ahok meraup suara sampai 53,82 %. Sedang Foke -- Nara cuma mendapat 46,17 %.
Perolehan di atas, sesungguhnya adalah hal yang biasa saja jika itu dicapai oleh calon incumbent. Tapi menjadi hal yang sangat luar biasa jika di capai oleh calon penantang. Dan Jokowi telah membuktikan itu secara meyakinkan.
Lantas, siapa yang akan bisa mengulang kembali "kemenangan yang luar biasa" seperti itu? Mari kita bersama-sama menunggu hasilnya!