Ya, rindu lelaki itu telah membanting bukan saja raga, jiwa, dan harga dirinya, bahkan segala
Rasanya dia sudah tuna air mata, meski di pelukan deras hujan. Keringat pun sedikit saja tersisa dikuras tanggungjawab, diperas perjuangan, dan disesap ketidakadilan dunia
Mana senyummu, Kang? Sebagiannya  dicuri pengkhianat. Sebagiannya direnggut terik dan culasnya zaman. Sebagiannya tenggelam di telaga sukma
Mana hartamu, Kang? Telah terserak ke berbagai pihak yang layak dan berhak. Ke pekerjaan-Nya, Â Â ke bocah-bocah papa tak beribu bapak
Mana kekasihmu, Kang? Di langit di bentangan akbar di mana tersurat tersirat aksara-aksara
Lho cintamu aksara apa puan? Ya puan ya aksara
Siapa puanmu, Kang? Dia yang selalu merinduiku
Itulah lelaki yang merindu dan dirindu. Tempaannya menghajar, mengajar, dan mengantar ke puncak-puncak kehidupan. Ke citra paripurna
           ==000==
Bambang Suwarno-Palangkaraya, 22-02-2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H