Satu lagi kepandiran menguak jati
dirinya. Pongah membatu, cadas dan culas terbalut kelembutan ragawi
Tak telanjang malah mengatup diri
Apa maumu neng?
Selama kau membeku, mentari pun enggan
berbagi. Pandita pun segan berfatwa dan
dikau akan merapuh luruh hangus
Sebenarnya mimpiku tinggi buatmu. Ku ingin
dikau menangkasa semolek pelangi
Ternyata kau tak tabah susuri proses
Sekarang, bangun dari ketakjelasan picik
dan melejitlah bersama elang yang paling
perkasa. Petiklah beberapa bintang danÂ
sematkan di jiwamu
Lalu tersenyumlah kembali, berkeringatlah lagi
Kedunguan cukup sekali dan jangan mencabik
lagi rindumu sendiriÂ
==000==
Palangkaraya, 18 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H