Satu lagi kepandiran menguak jati
dirinya. Pongah membatu, cadas dan culas terbalut kelembutan ragawi
Tak telanjang malah mengatup diri
Apa maumu neng?
Selama kau membeku, mentari pun enggan
berbagi. Pandita pun segan berfatwa dan
dikau akan merapuh luruh hangus
Sebenarnya mimpiku tinggi buatmu. Ku ingin
dikau menangkasa semolek pelangi
Ternyata kau tak tabah susuri proses
Sekarang, bangun dari ketakjelasan picik
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!