"Salah satu penyebab impotensi seorang pria itu, ya adanya gangguan psikologis. Lagi marah, kecewa, depresi atau cemas berkepanjangan. Itu semua bisa sebabkan pria alami disfungsi ereksi."
"Selain itu, apa ada penyebab lainnya?" kejarku.Â
"Bisa karena mengidap diabetes, hipertensi atau penyakit jantung. Bisa karena efek samping mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Ditambah lagi dengan adanya pengaruh dari akumulasi gaya hidup yang tak sehat. Misalnya: perokok berat, peminum berat minuman keras, tak pernah olahraga, obesitas dan lainnya. Itu yang kuketahui secara sekilas tentang penyebab impotensi. Sedang terapinya bisa macam-macam: konseling oleh psikiater, minum obat-obatan, injeksi hormon testoteron, lewat operasi dan lainnya. Lebih pastinya, kamu harus dorong dia periksakan diri ke dokter. Diagnosis dokterlah yang nanti akan menentukan langkah-langkah terapinya."
"Kalau gitu, kudorong dia nanti untuk periksa." Janjiku.
"Setelah kinerja seksualnya menurun, apa kata dia padamu?"
"Dia hanya minta maaf, karena tak bisa memuaskanku..."
"Meski itu mengecewakanmu, tapi jangan kamu marahi dia. Bisa tambah stres dia nanti. Dia sendiri, pasti sudah sangat tersiksa dengan kondisinya itu. Sebab itu, segera ajak dia ke dokter!"
Abangku benar, persoalan yang dialaminya bukan untuk dimarahi atau diadili saja. Karena ketika aku agak sedikit uring-uringan mereaksinya, dia malah justru down dan tak pe-de sama sekali. Suamiku yang telah memberiku dua orang bocah yang cerdas-cerdas dan sehat-sehat itu, butuh dukungan penuh dariku. Aku harus ikut segera carikan solusinya. Kalau abai, bisa mengundang lagi nongolnya momok baru yang gentayangan dan mencengkeramku.
                                    ***
Memikirkan melemahnya libido dan kemampuan ereksi suamiku, tiba-tiba aku teringat kembali akan kata-kata abangku sebelum aku menikah, lima belas tahun lalu.
"Sesungguhnya rencana perkawinanmu dengan Nahason itu, beresiko secara biologis. Sekarang usiamu dua puluh lima tahun, dan dia sudah empat puluh tahun. Lima belas tahun lagi kamu empat puluh tahun. Bagi wanita usia segitu, masih menggebu dalam hal seksual. Tapi dia, sudah lima puluh lima tahun. Bagi pria umur segitu, secara alami sudah mulai ada tanda-tanda penurunan performa seksnya. Jadi lima belas tahun lagi atau lebih, kamu siap-siap saja untuk kecewa."