Mohon tunggu...
Bambang WS
Bambang WS Mohon Tunggu... -

Pekerja Seni, Pernah Kuliah di Asdrafi, sekarang aktif sebagai Instructor Character Building di Lembaga Competency

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Sultan HB IX

12 April 2018   17:56 Diperbarui: 12 April 2018   18:05 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir pada hari Sabtu Paing, tanggal 12 April 1912 tepat hari ini 106 tahun yang lalu di Sompilan Ngasem, Yogyakarta atau menurut penanggalan Jawa, lahir pada tanggal 25 Rabingulakir tahun Jimakir 1842. Beliau dikenal dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun, harapannya, agar kelak memiliki atau dibebani derajat yang tinggi, cakap mengemban pangkat atau kedudukan yang luhur, dan selalu berbudi baik walau memegang kekuasaan yang besar.

Di umur 4 tahun Hamengku Buwana IX kecil tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di Europeesche Lagere School di Yogyakarta. Pada tahun 1925 ia melanjutkan pendidikannya ke Hoogere Burgerschool di Semarang, dan Hoogere Burgerschool te Bandoeng - HBS Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda

Beliau dinobatkan menjadi Sultan Keraton Yogyakarta pada tanggal 8 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga". Hal yang menarik dalam pidato penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah, beliau mengatakan bahwa meskipun telah mengenyam pendidikan barat, beliau tetaplah orang Jawa. Sri Sultan Hamengku Buwono IX bertekad akan mempertemukan jiwa Barat dan Timur agar dapat bekerja dalam suasana harmonis.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah raja terbesar Yogyakarta sepanjang sejarah kesultanan Yogyakarta sejak Perjanjian Giyanti 1755, merupakan salah satu pahlawan nasional berpengaruh bagi Yogyakarta dan kemerdekaan Indonesia.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan pribadi dan pemimpin yang sederhana, dekat dengan rakyat, demokratis, berkharisma, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, keadaan perekonomian sangat buruk, kas negara kosong, pertanian dan industri rusak berat akibat perang. Untuk menjamin agar roda pemerintahan RI tetap berjalan, Sri Sultan Hamengku Buwana IX menyumbangkan kekayaannya sekitar 6.000.000 Gulden, untuk membiayai pemerintahan, kebutuhan hidup para pemimpin dan para pegawai pemerintah lainnya.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah pertama di Negara Kesatuan Republik Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan pada 1945, setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang berkuasa di Keraton Yogyakarta saat itu menyatakan bergabung melalui maklumat 5 September 1945 bersama KGPAA Paku Alam VIII.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun