"Bung Karno juga pernah mendapatkan medali penghargaan tertinggi dari Vatikan sebanyak 3 kali dari Paus yang berbeda," kata Eko Suwanto.
Eko menyampaikan, memahami Pancasila tidak akan mungkin tanpa mengenal Bung Karno. Pancasila digali oleh Bung Karno dari Bumi Indonesia. Pancasila bisa ditemukan di angkringan, bakul gudeg atau warung sembako di kampung-kampung dan tokoh-tokoh masyarakat tradisional, mereka bertransaksi dengan pasrah kepada Tuhan, rasa saling percaya dan gotong royong yang menjadi inti dari nilai-nilai Pancasila.
"Bandingkan karakter angkringan dan bakul gudeg atau warung tradisional di kampung-kampung dengan kapitalis liberal. Bandingkan karakter tokoh masyarakat tradisional Indonesia dengan tokoh-tokoh masa kini. Karakter generasi muda sekarang enggan untuk membaca atau menikmati suatu tayangan yang panjang, maka perlu dibuat film berdurasi sangat pendek tentang Pancasila dan Wawasan Kebangsaan untuk mengobarkan gelora Pancasila kepada mereka," jelas Eko.
Sedangkan, Supervisor Film SATOE Suharyoso SK menambahkan, mata pelajaran tentang sejarah dan Pancasila banyak dikurangi membuat generasi muda kurang memahami sejarah dan nilai-nilai Pancasila.
"Dengan film ini yang hanya menayangkan tentang peristiwa 1Juni 1945, masih banyak lagi peristiwa yang bernilai sejarah dan wawasan kebangsaan yang harus disampaikan kepada masyarakat terutama generasi muda," katanya.
Lebih lanjut dipaparkan bahwa Program aksi pengamalan pancasila, adalah suatu gerakan yang kontinu berkesinambungan ditujukan terutama kepada generasi muda agar tidak gagal paham, sekaligus merupakan tangkisan terhadap ideologi-ideologi asing transnasional di Indonesia. Kegiatan yang berbentuk ceramah dan indoktrinasi telah usai, untuk generasi milenial perlu dibuatkan pola-pola baru yang atraktif. Pada awalnyadisuguhkan stimulan/rangsangan yang berwujud: film dokumenter, dokudrama, fragmen, sandiwara pendek, sandiwara radio, pertunra, monolog, deklamasi, menyanyi tembang, kemudian baru diskusi interaktif tentang tema-tema pancasila dan wawasan kebangsan.
Pancasila sebagai Way Of Life bangsa Indonesia jangan di monopoli dengantafsir tunggal. Kekayaan warisan Nusantara memiliki khasanah budaya daerah dan kearifan lokal, mereka harus diberi kesempatan yang terhormat untuk menafsirkan Pancasila sesuai dengan adat budayanya, sehingga Pancasila lestari di seluruh wilayah Nusantara.
Era reformasi taun 1998 telah berhasil menumbangkan resim Orde Baru Suharto sekaligus membubarkan (P4) Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, serta (BP7) Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (1999) Pancasila lenyap hilang ditelan euforia reformasi kebablasan. Diskursus tentang dasar negara RI nyaris tak terdengar
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan hilang dari Kurikulum Nasional sehingga melahirkan Loos Generation. Baru pada tahun 2017 muncul peraturan presiden(perpres) No : 54, tanggal 4 Juni 2017 tentang unit kerja presiden pembinaan ideologi pancasila (UKP-PIP). Kemudian berubah menjadi (BPIP) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila tanggal 6 Maret 2018.
Program aksinya baru menyentuh kaum elite dan perguruan tinggi berupa sarasehan dan seminar ilmiah. Di Yogyakarta pada 22 Februari 2022 DPRD melahirkan peraturan daerah (Perda) No.1 tentang Pendidikan Pancasila dan wawasankebangsaan.
Kita tunggu implementasinya di lapangan, khususnya kurikulum di sekolah dan karang taruna masyarakat remaja. Kiranya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah mitra yang tepat untuk bekerja sama dalam sosialisasi konten-konten yang bermuatan Pancasila dan wawasan kebangsaan.