Mohon tunggu...
Bembeng Je Susilo
Bembeng Je Susilo Mohon Tunggu... profesional -

FIMAKAHA INSTITUTE. Training For Elevating! Membumikan Inspirasi. Hidup mesti dilakoni dan dimaknai, berhenti berarti mati. Static means death. DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bincang-bincang Percepatan Wisata

18 Februari 2017   20:27 Diperbarui: 18 Februari 2017   20:56 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tiga komponen utama dalam pengembangan wisata ini, yakni,  masyarakat, tour operator dan pemandu wisata. Masyarakat tentunya  memegang peran  utama dalam program percepatan ini (community base). Jadi masyarakat tidak boleh  sekedar menjadi obyek, dan  masyarakat jangan merasa jadi obyek tapi harus ikut berpartisipasi aktif karena destinasi adalah milik mereka, masyarakat harus dapat benefit. Nah, tim ingin membantu,  istilahnya  penguatan dari program ini setahap demi setahap.Jadi masyarakat harus  ikut berkontribusi  dan harus menikmati hasilnya yang pada gilirannya akan menyejahterakan mereka. Intinya  program ini adalah pemberdayaan. Untuk itu, masyarakat juga dituntun untuk  merubah pola pikir mereka itu, misalnya, harus selalu menjaga lingkungan agar selalu bersih dan indah dan mengajak para wisatawan yang berkunjung untuk tidak mencemari lingkungan, jadi win-win.

Dari segi tour operator. Tour operator bisa membawa wisatawan  yang berkualitas, tatkala bicara budaya wisatawan  tidak ingin yang menikmati hal-hal berbau kosmetik, mereka ingin berwisata  disamping bersenang-senang juga wisata yang bisa memperkaya  wawasan. Oleh karena itu tour operator ikut membawa mereka ke prosesnya , berinteraksi langsung. Tapi untuk bisa berinteraksi ini masyaratat harus disiapkan dahulu ,misalnya,  harus ada sadar wisata, hospitalitynya, jangan sampai hal –hal tersebut menjadi kendala. Menurut pengalaman saya, saya menemukan masyarakat yang hebat, mau menjadi tuan rumah yang baik, memang gak semua. Ada satu kunci penting, yakni  kepala desanya harus mau terlibat aktif, memiliki manajemen yang baik,dan  bertindak sebagai penggerak.

Dari segi pemandu wisata. Karena wisatawan  ingin berinteraksi dan terlibat dalam  prosesnya , sehingga  pemandu wisata dituntut harus berwawasan yang memadai tentang budaya dan kearifan  lokal (local wisdom) serta mempunya keterampilan story telling yang lebih, tanpa melebaykan, mampu menggali berbagai keunikan budaya yang ada. Harus mampu mengangkat hal hal yang menarik di destinasi bersangkutan. Mengungkapkan kepada wisatawan bahwa ini nyata,   tidak ada rekayasa. Bukan suatu yang bebau kosmetik. Jadi, the story behind the object. Pendeknya, wisatawan diajak  ikut terlibat bukan cuma nonton.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
(T). Ada pesan-pesan terakhir?

(J). Ya,…untuk menyukseskan program ini  harus ada sinergi. Saya sudah bicara dengan ketua umum HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), bahwa biar bagaimanapun hasil kegiatan ini itu harus terhubung dengan para pemandu wisata.  Jadi mungkin HPI bisa bikin workshopatau seminar tentang pengembangan wisata sejarah, religi, tradisi, seni dan budaya.

Begitupun HPI  nanti bisa menindak lanjuti,  misalnya dengan meminta fasilitasi untuk program enhancementatau enrichment bagi anggotanya, karena destinasi- destinasi semua ini sebenarnya adalah daerah HPI. Saya terus terang  menyatakan dan menginginkan  bahwa saya hanya mau wisata ini tertata dengan baik oleh tatanan yang berlisensi dan berijin. Jangan  main illegal. Dan saya sebagai ketua tim percepatan amat menekankan kalau para pemandu wisata must be HPI member, licenced, sertified.

Akur…..akur!

Salam pariwisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun