Mohon tunggu...
Bembeng Je Susilo
Bembeng Je Susilo Mohon Tunggu... profesional -

FIMAKAHA INSTITUTE. Training For Elevating! Membumikan Inspirasi. Hidup mesti dilakoni dan dimaknai, berhenti berarti mati. Static means death. DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pemberdayaan Masyarakat Kawasan, Wawancara Ketua LWG DMO Kota Tua Jakarta

13 April 2016   17:30 Diperbarui: 13 April 2016   17:43 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="penulis bersama Firman Haris"]

[/caption]Sosoknya tinggi, tambun sekilas terkesan angker tapi ramah, itulah sosok Firman Haris Ketua LWG DMO (Local Working Group Destination Management Organisation) Kota Tua Jakarta. Sebuah lembaga yang berkiprah dalam berbagai upaya pemberdayaan masyarakat lokal berkaitan dengan pengembagan Kota Tua Jakarta sebagai destinasi wisata unggulan. Menarik untuk mengkaji apa itu LWG DMO dan peran apa yang telah, sedang dan dan akan dilakukan  dalam dinamika pariwisata Jakarta khususnya kawasan Kota Tua, saya berkesempatan mewawancarainya saat rehat di sela acara BIMTEK Penyusunan Produk Wisata "Cultural and Heritage" Kementerian Pariwisata pada 9 hingga 11 April 2016 di Jakarta. 

 

(T) Apa itu LWG DMO dan sejak kapan didirikan?

(J) LWG adalah Local Working Group atau kelompok pekerja lokal pariwisata, memiliki program DMO, Destination Management Organisation. Ini merupakan bantuan program dari Kementerian Pariwisata untuk dibentuk di destinasi pariwisata yang ditentukan oleh kementerian, dan saat ini DMO sudah ada 26 di seluruh Indonesia termasuk Kota Tua Jakarta. Di bentuk tahun 2012, di ketuai oleh pak Lurah(almarhum), saya sebagai ketua harian. 

(T) Apa tujuan pembentukan LWG?

(J) Tujuannya adalah untuk pengembangan masyarakat sekitar dan stake holder lokal lain yang ada di destinasi. Intinya ada 4 tahap, pertama adalah membangun awareness,...bagaimana membangun kesadaran masyarakat, komunitas, stake holder lokal bahwa kawasan Kota Tua sebagai kawasan wisata. Kemudian peningkatan kapasitas manajemen tata kelolanya, ke arah pengembangan capasity buliding dengan mengadakan work shop, ada stake holder meeting ada bimtek,..dengan melibatkan semua  anggota LWG, selanjutnya dengan pengembangan managemen tata kelola hingga  ke promosi. 

(T) Melakukan kegiatan semacam ini tentu tidak bisa dilakukan sendirian tanpa partisipasi berbagai pihak. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini?

(J) Program ini pendekatannya adalah partisipatif kolaboratif,  jadi atas kemauan dan kesadaran masing-masing, yang aktif adalah masyarakat, lurah, camat, serta komunitas, kelompok kelompok tradisi yang ada di sekitaran kawasan Kota Tua, ada pencak silat, marawis, hadroh, pramuka dan temen temen glodok dan lain-lain. Jadi semua kegiatan berbasis pada partisipasi masyarakat, karena mereka merasakan manfaat.

[caption caption="Firman Haris sedang beraksi sebagai nara sumber BIMTEK"]

 

[/caption](T) Apa yang menjadi program LWG?

(J) Sejak 2013 kita bentuk pos informasi wisata setiap sabtu minggu, dan sejak 2014 kita buka perpustakaan buka setiap hari minggu dan hari libur dan semua digerakkan oleh teman teman dari komunitas yang ada di Kota Tua. Setiap sabtu minggu merupakan hari untuk kumpul-kumpul teman komunitas, keberadaan pusat informasi ternyata sangat penting bagi pengunjung kota tua. 

(T) Untuk menggerakkan kegiatan LWG mestinya perlu dana, darimana dana kegiatan diperoleh?

(J) Semua dana dari swadaya dan partisipasi masyarakat,....ada juga dari donasi orang-orang yang simpati pada kegiatan LWG. Pemerintah tidak memberikan dana, tapi memberi beberapa fasiltas yang digunakan untuk kegiatan, seperti tenda. Kita memanfaatkan progam-program dari  kementerian, misalnya seperti bimtek ini, sebagai upaya untuk meningkakan kompetensi teman-teman. 

(T) Ke depan apa yang akan dilakukan?

(J) Ini adalah community based tourism,... ke depan bukan lagi DMO tapi akan dibentuk FTKP yaitu Forum Tata Kelola Pariwisata. Diharapkan FTKP akan lebih memberi kekuatan karena akan ada legalitas dengan SK Gubernur. Ke depan kita akan lebih fokus pada promosi kota tua sebagai destinasi wisata unggulan dengan membuat program wisata yang bervariasi karena banyak yang bisa digali di kota tua ini. Diharapkan juga partisipasi teman-teman dari kelompok literasi dan juga media untuk lebih banyak menulis dan mengekspose tentang kota tua, banyak sekali hal yang bisa digali dan diceriterakan dan menjadi paket wisata, sehingga pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan.  

(T) Selama ini apa yang sudah dicapai dan apa yang belum?

(J) Banyak pencapaian yang sudah dicapai,...seperti terbentuknya berbagai komunitas di kota tua ini. Secara individu mereka lebih terlatih dan lebih berani dibandingkan sebelumnya, karena bagaimanapun sebuah kawasan akan maju jika masyarakat lokalnya juga maju. Komunitas onthel sekarang sudah rapi terorganisir,...mereka sudah memiliki asuransi, ada kelompok silat, ada hadroh,  marawis yang relatif mengalami kemajuan, dan diharapkan mereka juga nantinya mampu berfungsi sebagai pemandu bagi pengunjung sesuai dengan pembidangannya. Kita semua mencoba untuk aktif dengan bertemu seminggu sekali untuk saling berkomunikasi. 

Sementara yang belum tercapai,.....kami mengharapkan dukungan dari seluruh stake holder, artinya lintas sektor. Kita juga mengharap akan ada cendera mata yang khas dari kota tua, yang selama belum ada. Ada ribuan pengunjung di sini kemudian pulangnya bawa apa? Harapannya ada cenderata khas kota tua yang dibawa pulang pengunjung. Kita berusaha untuk membangkitkan sektor ini dengan adanya home industri kerajinan, ...ini saat ini belum berkembang. Kita ingin setap pengunjung yang datang minimal bawa cendera mata khas kota tua, ini yang sedang kita pikirkan. 

(T) Apa kendalanya,..kenapa gak atau belum dikembangkan?

(J) Kami mengharapkan pemerintah dalam hal sudin UMKM untuk lebih perhatian terhadap hal ini, inikan kawasan wisata, destinasi utama dan menyongsong kota tua sebagai world heritage, mestinya harus bergerak dan memiliki program inisiatif. Misalnya, jalur khusus sepeda mestinya harus segera ada,...yang menghubungkan Sunda Kelapa dengan Taman Fatahilah,...padahal di pergub sudah ada tentang hal itu. Kemudian ada festival dengan melibatkan berbagai kelompok seni untuk mengisi kegiatan di museum, sehingga susana tampak lebih hidup, termasuk di malam hari.  

[caption caption="HPI Jakarta ikut berpartisipasi aktif dalam BIMTEK"]  

 [/caption](T) Dalam pelaksanaan program selama ini adakah kendala yang dihadapi?

(J)  Ya,....saya kira lebih pada dukungan lintas sektor,..maksud saya begini,..ada program-program penguatan. Di masyarakat ini ada Karang Taruna, PKK, Pramuka  dan lain-lain. Jadi bagaimana semua bisa bergerak memiliki program program inisiatif untuk mendukung Kota Tua sebagai kawasan wisata. Sebuah program yang terintegasi antar semua stake holder, masyarakat dan pemerintah ada sinergi program yang mampu meningkatkan kapasitas komunitas di Kota Tua.

(T) Terakhir, apa harapan ke depan?

(J) Harapan ke depan,....Forum Tata Kelola Pariwisata (FTKP) bisa segera terbentuk. Jadi ada rapat rutin tiap bulan seluruh stake holder termasuk masyarakat, ....harus ada pertemuan satu bulan sekali untuk membahas dan evaluasi kegiatan yang sudah dan sedang berjalan dan membahas ke depan bagaimana, supaya komunikasi makin kuat sinergi makin kuat, sehingga berbagai masalah di lapangan bisa segera diselesaikan. Jika sudah terbangun forum ini,..mudah-mudahan akan mampu memberi nilai tambah dan meningkatkan daya  saing Kota Tua. Intinya semua harus bersinergi dan bekerja sama. 

[caption caption="Peserta BIMTEK observasi ke lapangan dipandu oleh Krisanti dari HPI Jakarta"]


[/caption]

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun