Learning, unlearning dan relearning yang telah sering saya uraikan di penulisan-penulisan sebelumnya, adalah merupakan bagian dari proses belajar yang hari ini diperkuat dengan penjelasan-penjelasan ilmiah dan telah terbukti. Sehingga konsep neuroplastisitas otak menjadi penting.
Saat kita berani mencoba melakukan hal-hal baru positif, sesungguhnya sedang terjadi proses-proses creating new synapses di era pandemi ini. Inilah learning process yang sebenarnya. Dalam proses tersebut sering kali kita merasa tidak nyaman dan feeling scratchy.Â
Kemudian dilakukan terus menerus serta mulai menjadi kebiasaan-kebiasaan positif baru. Jalur-jalur pikiran neural pathways kita latih dengan menebalkannya secara berulang. Disiplin, disiplin dan disiplin. Kita juga melemahkan pathway-pathway dan memutuskan sinap-sinap jalan pikiran serta kebiasan lama sebelum pandemi, yang kita evaluasi ternyata bernilai negatif.Â
Memberhentikan kebiasaan-kebiasaan negatif adalah unlearning process. Sedangkan dalam perenungan, kita jadi merindukan kembali keaslian alam yang asri dengan udara segar, air mengalir jernih, pemandangan alam yang indah, warna langit yang bersih dan seterusnya.Â
Hingga kita mulai mengingat kebiasaan-kebiasaan positif yang ditanamkan sejak kecil dengan penuh kasih sayang oleh orang tua kita. Membangkitkan kenangan-kenangan lama, menghubung-hubungi kembali sinap-sinap yang pernah ada. Membangun lagi neural pathways pikiran-pikiran dan kebiasaan-kebiasaan positif yang dulu pernah kita lakukan ini, merupakan bagian dari relearning process.
Dalam menjalankan kenormalan baru ini, strategi yang diterapkan tidak cukup hanya mengandalkan pola pikir dan pola perilaku yang positif. Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baru yang positif sepanjang masa ke depannya diperlukan ketangguhan mental yang kuat. Selain positivity tadi juga daya resilensi perlu dibentuk.Â
Positivity ke dalam diri, bagaimana kita meningkatkan kepercayaan diri atas kemampuan kita menjalankan normal baru serta kepercayaan diri dalam berhubungan dengan orang lain.Â
Sedangkan positivity ke arah luar adalah kemampuan kita mem-strecthing diri dan selalu bersemangat belajar dan melakukan hal-hal yang baru. Ingin mempelajari apa pun dari pengalaman pandemi, mudah melakukan segala suatu yang baru. Membuka diri terhadap hal-hal baru.
Positivity yang baik akan meningkatkan engagement kita di dalam berkolaborasi dan bekerjasama dengan pihak lain, terutama dalam menjalankan protokol new normal ini. Kemampuan melihat peluang dan memperbesarnya.Â
Meningkatkan ketangguhan mental mempunyai arti memperbesar kapasitas mental. Secara tidak langsung meningkatkan level of thinking kita. Namun tidak hanya cukup dengan positivity ataupun berpikir positif saja.
Mental toughness memerlukan juga daya resilensi seseorang untuk mengatasi kesulitan hidup. Baik ke dalam diri yang terkait dengan kemampuan mengendalikan gaya hidupnya dan mengendalikan emosional kita.