Mungkin para pembaca sudah banyak mengetahui dan memperoleh informasi yang masif, serta tentunya memiliki pengalaman dan pengetahuan sendiri bahwa bisnis-bisnis dan industri-industri yang terpuruk dampak dari pandemi ini. Pertama-tama kita fokuskan dulu peluang-peluang bisnis yang bakal booming, bahkan telah mulai dan sedang bergerak maju.Â
Tidak ada kata terlambat. Beberapa di antaranya; bisnis e-commerce tentunya, terutama delivery services, remote working, logistik, online schooling, webinar dan online training, online content seperti video on-demand, livestreaming, telco, telemedicine, cleaning services dan masih banyak lagi.
Sedangkan menurut infografis yang pembaca mungkin pernah juga menerimanya melalui pesan berantai di media sosial, dari sumber "Decode EFC Analysis" ada 6 sektor utama yang berpeluang menjadi pemenang. Sektor-sektor yang dimaksud yaitu; 1) Medical Supply and Services, 2) Food and Processing and Retail, 3) Personal & Healthcare, 4) ICT, 5) e-Commerce, dan 6) Agriculture. Bila kita telaah lebih jauh, potensi yang termasuk paling berpeluang di negeri kita adalah agrikultur dan pendidikan.
Wow, ternyata banyak kan potensi bisnis yang bisa kita jalankan. Lucunya, aslinya otak kita malah bingung bila disodorkan banyak pilihan. Berdasarkan kajian neurosains, pilih yang benar-benar kita kuasai dan kita sukai. Kenapa pilih yang hanya kita suka atau cintai? Karena, pertama; desired neural pathways di otak kita mudah terbentuk, dan kedua; enzim neurotransmitters otak kita seperti dopamin, serotonin dan oksitosin akan aktif memunculkan semangat, rasa happy di kepala kita, serta percaya diri karena yakin apa yang dijalankan akan sukses.
Mulai dari yang paling sederhana. Untuk menyukseskan program memutus rantai penyebaran virus ini kita tadi telah bersepakat untuk tidak keluar rumah. Kira-kira apa saja yang menjadi kebutuhan kita selama beraktivitas di rumah. Berangkat dari sini saja sudah berlimpah peluang, karena orang lain umumnya membutuhkan hal yang sama. Banyak peluang bisnis yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan makan dan minum yang siap saji, atau belanja daging dan sayur secara online,Â
jasa binatu penyucian dan seterika pakaian antar jemput, jasa pengiriman barang, jasa konseling dan konsultasi spesialis covid-19, jasa konsultasi kejiwaan, jasa pengecekan medis ke rumah menimbang rumah sakit akan kewalahan dan penuh dengan pasien, jasa potong rambut dan salon kecantikan ke rumah, dan seterusnya. Karenanya di daftar tadi penyediaan makanan (food processing), kesehatan (medis), dan kebutuhan pribadi yang higenis (personal & healthcare) termasuk di dalamnya.
Me too product, kenapa tidak? MNS di masyarakat kita umumnya sangat kuat. Mirror neurons system yang bekerja di kepala setiap orang berpotensi meniru apa yang kita lakukan. Namun tidak hanya di sisi produsen, konsumen kan juga latah ikut memesannya apa yang dipesan oleh keluarga, teman, tetangga dan kerabat lainnya. Bagaimana bila yang menawarkan banyak, takut bersaing? Pertama, kita jangan bayangkan seperti pemasaran tadisional. Kita tidak perlu menawarkannya kepada setiap orang. Kita cukup menawarkan justru hanya kepada kenalan kita pada awalnya. Nanti dengan sendirinya akan viral.
Pembeli yang puas akan merekomendasikan kepada koleganya. Dan menawarkan kepada teman sendiri kenapa harus malu. Pada masa pandemi ini bahkan orang akan menghargai dan respek bila kita menawarkan sesuatu, karena kita masih mau berusaha. Kita tidak meminta uang, kita melakukan suatu yang halal dan benar. Karenanya jaga kepercayaan itu dengan menawarkan mutu kualitas produk dan komponen jasanya yang selalu harus diperhatikan.Â
Transaksi pembelian, keputusan membeli konsumen berulang, dan loyalitas muncul, hanya terjadi manakala produksi oksitosin di kepala konsumen aktif, yaitu saat mereka percaya. Mungkin awalnya empati, tapi kemudian kedekatan hubungan (engagement) dan kepercayaan menjadi penting untuk keberlangsungannya. Â Â
Kemudian, kedua, kita pun tak usah khawatir karena banyak yang berpikiran sama, yaitu melakukan bisnis dan menawarkan yang sama. Mengapa? Karena otak konsumen memang suka yang dia kenal sebelumnya. Sesuatu yang familiar buat mereka. Namun mereka juga butuh sesuatu yang novelty.Â
Suatu yang baru. Karenanya mudah bosan. Artinya mereka sering mencoba-coba produk baru, barang dan jasa yang dibutuhkan. Karena semua yang dipesan ke rumah sifatnya personal, pelayanannya juga harus personal. Hubungan intim menjadi penting untuk dijaga. Jadi pembedaan tidak hanya di kualitas barang atau jasa yang kita tawarkan, namun atribut dan proses pelayanan yang berbeda dan bernilai tinggi bagi konsumen menjadi prioritas.