Tentu saja, prinsip yang sama juga berlaku di komunitas kuat lainnya - yang baik maupun yang buruk. Geng, sekte: ini adalah budaya makna yang menggunakan pilar dan memberi orang sesuatu untuk hidup dan mati. Tapi itulah mengapa kita sebagai masyarakat harus menawarkan alternatif yang lebih baik. Kita perlu membangun pilar-pilar ini di dalam kehidupan keluarga dan institusi kita untuk membantu orang menjadi dirinya terbaik bagi mereka. Tapi menjalani kehidupan yang berarti membutuhkan proses kerja yang berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, kita senantiasa menciptakan kehidupan kita, menambah cerita kita. Dan terkadang kita bisa keluar jalur.
Kapan pun itu terjadi pada dirinya, Emily ingat sebuah pengalaman hebat yang dia alami dengan ayahnya. Beberapa bulan setelah Emily lulus kuliah, ayahnya mengalami serangan jantung masif yang seharusnya, membunuhnya. Ayahnya akhirnya selamat, dan ketika Emily bertanya kepadanya apa yang ada dalam pikirannya saat menghadapi kematian, dia mengatakan bahwa semua yang dia pikirkan perlu untuk hidup agar dia bisa berada di sana untuk saudara laki-lakinya dan Emily. Juga memberinya kehendak untuk memperjuangkan kehidupannya. Ketika dia menjalani anestesi untuk operasi darurat, alih-alih menghitung mundur dari pukul 10, dia mengulangi nama-nama anaknya seperti mantra. Dia ingin nama-nama anaknya menjadi kata-kata terakhir yang beliau ucapkan di bumi jika dia meninggal.
Ayah Emily adalah seorang tukang kayu dan seorang sufi. Kehidupannya yang sederhana, tapi hidup baik. Berbaring di sana menghadapi kematian, dia punya alasan untuk hidup, yaitu: cinta. Rasa memiliki di dalam keluarganya, tujuannya sebagai ayah, meditasi transendennya, mengulangi nama-nama Emily dan saudara-saudaranya. Ternyata hal ini yang menjadikan alasan mengapa dia tetap bertahan menurutnya. Cerita itulah yang dia katakan pada dirinya sendiri. Begitulah arti kekuatan makna. Kebahagiaan datang dan pergi. Tapi saat hidup itu benar-benar bagus dan bila keadaannya sangat buruk, memiliki makna memberikan kita sesuatu yang dapat dipegang. (BIS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H