Memanah juga mengajarkan kita tentang efektivitas elastisitas lengkung busur, daya getas senar busur, energi kinetik yang harus dikonversi dari molekul ATP untuk menarik, juga indeks bias yang mempengaruhi ketepatan bidik. Tak hanya itu saja, memanah mengajarkan kita untuk menjalankan tahapan sistematik untuk mengukur setiap potensi dan juga memitigasi setiap aspek distorsi agar proses yang dihasilkan presisi.
Masih banyak faktor tenyata yang harus diperhitungkan, seperti arah angin, kelenturan otot agar tidak kejang, pandangan mata sudut elavasi, dan seterusnya. Karenanya hal itu semua membutuhkan strategi. Semuanya harus terukur, terkendali, dan jangan lupa mengevaluasinya agar memperoleh progres kinerja yang membaik.
Strategi dan pengambilan keputusan yang rasional dengan didukung kemampuan untuk mengoptimasi potensi, kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas seorang manusia. Memanah juga mengajarkan kita untuk mengenal lebih baik infrastruktur diri, lengan kaki, otot, mata, telinga, dan juga kewaspadaan spatial yang membuat kita peduli pada area sekitar. Â
Banyak strategi yang harus kita pelajari. Pertama, melakukannya dengan posisi sama yang berulang-ulang. Bisa ratusan bahkan ribuan kali kita harus belajar dan melatih melepaskan anak panah ke sasaran yang akan dituju. Esensinya untuk membangun dan menebalkan neural pathways kita memanah. Tidak hanya di prosesor pusat otak kita saja. Perdebatan antara PFC dan sistem limbik juga. Neural pathways jalan neuron motorik parietal di Central Nervous System berjalan melalui tulang belakang (Peripheral Nervous System) dari dan ke seluruh anggota organ tubuh kita yang terlibat aktivitas memanah ini. Seperti pandangan dan bidikan mata, telinga, posisi tangan, posisi kaki, pinnggang, bahu, dada, dan seterusnya.
Strategi yang diuraikan di atas itu baru kondisi posisi kita diam dengan sasaran diam. Nanti melanjutkan ke tingkat media (intermediate), di mana kondisi kita masih dengan posisi tetap namun sasarannya yang bergerak. Jika telah mahir, nanti lanjutkan ke tingkat berikutnya - ke tingkat advance, baik itu sasarannya yang bergerak dengan posisi kita pun bergerak. Misal, dengan berkuda berburu mangsa di tengah hutan. Bayangannya seperti itu. (BIS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H