Mereka dengan preferensi profil perilaku fleksibilitasnya yang berada di sepertiga pertama memperoleh energi menyelesaikan suatu tugas. Beri mereka ruang yang tenang dan kesempatan untuk fokus saat mereka merampungkan proyek. Sedangkan buat mereka dengan preferensi fleksibilitasnya di sepertiga ketiga lebih suka bekerja di banyak proyek pekerjaan secara bersamaan, dan bahkan mungkin menghargai gangguan sepanjang hari mereka bekerja. Artinya mereka tidak sulit untuk ditempatkan bekerja di mana saja. Baik itu di kantor, di rumah atau pun di tempat-tempat terbuka lainnya, seperti coffee shop, restaurant dan lain sebagainya.
Upaya-upaya praktis di lapangan yang efektif untuk memberikan dukungan kepada karyawan bekerja
Kecenderungan pola berpikir dan pola berperilaku diri dan tim kita akan memengaruhi lingkungan kerja yang ideal. Baik secara fisik ruangannya maupun parameter-parameter lainnya untuk kerja secara produktif.
Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh Sharon Taylor, Direktur Quality, Learning and Develepoment Emergenetics International agar karyawan dapat bekerja optimal dan sukses, sebagai berikut: 1) pertama tanyakan saja kepada anggota tim bagaimana sebaiknya mereka agar ideal bekerja, 2) tentukan dan tetapkan norma-norma yang telah disepakati, 3) perbarui ruang kerja untuk mencerminkan dan menyesuaikan atribut pola pikir dan perilaku yang beragam.
Pikirkan ruang yang nyaman seperti ruang istirahat, atau ruang untuk 'ngopi', sehingga karyawan dapat saling terhubung dan bercakap. Atau seperti pada perpustakaan yang tenang dengan ruang duduk agar mudah berkonsentrasi. Sediakan ruang kamar yang mereka bisa 'ngerumpi' dan bertukarpikiran antara sesama rekan kerja.Â
Terutama mereka generasi milenial zaman now, outlet atau cradle colokan listrik untuk charger notebook dan smartphone, serta sinyal wifi yang kuat dengan bandwith akses internet yang cepat  termasuk menjadi prioritas utama. Dan jangan lupa ada latar belakang musik yang relax, yang lembut sayup-sayup tedengar dengan kecepatan bit mengikuti denyut aktivitas mereka bekerja. Seakan-akan tak ada hentinya.
Akses ke cahaya alami dan ruang luar juga sangat penting. Di masyarakat modern justru mereka cenderung suka sesuatu yang naturalis berimbang dengan kemajuan teknologi tadi. Dengan adanya wabah penyakit pandemi virus corona covid-19 membuka peluang untuk membentuk mereka benar-benar dapat bekerja dari rumah.
Jika organisasi kantor kita telah memiliki neural pathways yang tebal, atau sudah biasa pindah ke model kerja jarak jauh, artinya telah siap dengan connectome budaya barunya atas 'remote working' dan 'social distancing' yang telah dijelaskan sebelumnya. Membagikan saran ini dapat membantu anggota tim kita menghasilkan solusi kreatif untuk ruang mereka sendiri.Â
Baik di ruang kantor ataupun di rumah, lingkungan tempat kerja kita akan memengaruhi hasil keseluruhan kita bekerja dan berkarya. Dengan merefleksikan kebutuhan ketujuh atribut pola pikir dan perilaku yang telah diuraikan di atas, yang dikenal dengan istilah 'profil Emergenetics', kita dapat mengidentifikasi aturan keterlibatan yang akan memberdayakan tim untuk bekerja secara efektif dan produktif. Seperti yang dikalimatkan dalam bukunya yang berjudul 'Work that Works', Geil Browning, PhD, founder dari Emergenetics International mengatakan; "Let Your People Live to Work, Not Work to Live !" (BIS)
Sumber Referensi : 1) Sharon Taylor Director, Quality, Learning & Development Emergenetics International , 2) Adi Fida Rahman, detikInet, 3) Work That Works: Emergineering a Positive Organizational Culture Hardcover, Â Geil Browning, 2017, 4) Connectome: How the Brain's Wiring Makes Us Who We Are, Sebastian Seung, 2012.