Sedangkan bagi mereka yang memiliki kecenderungan berpikir divergen dengan kombinasi preferensi berpikir sosial dan konseptual, biasanya paling efektif ketika mereka memiliki: 1) pengertian secara umum tentang arah bekerja, 2) memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas pada waktu mereka sendiri, 3) berkesempatan melakukan percakapan dan koneksi sebelum duduk bekerja.
Individu dengan preferensi ini lebih menyukai ruang kerja terbuka dan memiliki kesempatan bekerja dari tempat mana saja yang bervariasi. Apakah itu di luar atau di bagian kantor yang berbeda. Seringkali kita lihat di cafe-cafe atau coffee shop mereka bertebaran bekerja di situ. Dengan adanya pandemi Corona COVID-19 kali ini mungkin mereka akan berjarak atau bahkan memilih menyewa private room.Â
Di kota-kota besar seperti Jakarta juga sudah mulai banyak tersedia jasa 'co-working space'. Saat bekerja dari rumah, mereka kemungkinan akan menghargai penggunaan panggilan video untuk tetap terlibat. Mereka akan memilih menggunakan whatsapp video call, instagram, line, facetime, skype, zoom, slack, google handouts and meet atau google duo, workplace by facebook atau fb live, microsoft team, basecamp, chrome remote desktop, asana, webex, daywise, dan juga aplikasi webinar lainnya.
Selanjutnya, untuk mereka yang memiliki kecenderungan profil berpikir abstrak dengan kombinasi preferensi berpikir analitis dan konseptual biasanya yang terbaik buat mereka jika: 1) memahami tujuan dan arah kebutuhan tingkat tinggi atau tataran atas manajemen di balik pekerjaan suatu proyek, 2) bebas untuk mendekati tugas dengan caranya sendiri, 3) merasa bahwa keahlian mereka diakui.
Baik di kantor maupun kerja dari rumah, pemikir abstrak dengan executive brain function prefrontal cortex-nya yang bekerja sangat baik ini, akan menghargai ruang kerja yang tidak berantakan, yang rapih, dan berkesempatan untuk waktu kerja yang tidak terputus, tidak terinterupsi begitu mereka mulai bekerja.
Kemudian, bagi mereka yang memiliki memiliki kecenderungan berpikir konkret dengan kombinasi preferensi berpikir struktural dan sosial mungkin mereka akan sangat produktif bila diberikan: 1) pedoman dan parameter khusus, 2) diberikan contoh hasil yang diinginkan, 3) disediakan sumber daya yang jelas, yang dapat dipergunakan, termasuk sumber daya manusia yang akan ditanyakan.
Profil pemikir konkret yang mengandalkan smart-limbic system otaknya dapat menghargai lingkungan kantor yang terbuka sehingga mereka dapat terhubung dengan orang lain dan mereka mungkin lebih suka untuk menjadwalkan waktu khusus untuk menghubungkan tentang prioritas pekerjaan. Ketika bekerja dari jarak jauh, atau dari rumah mereka dapat menikmati berinteraksi melalui pertemuan telepon atau video call, namun yang terjadwal!
Selain kecenderungan profil pola berpikir juga sebaiknya mempertimbangkan atribut kecenderung pola perilakunya. Terkait preferensi perilaku keekspresifan kita harus menaruh perhatian terutama pada metode komunikasi dan pengaturan tata ruang kantor. Misal, mereka yang condong keekspresifannya ke bagian sepertiga pertama biasanya akan senang memilih ruangan yang relatif lebih tenang dan menyukai sesuatunya disampaikan via email ketimbang melalui rapat atau percakapan tatap muka.Â
Karena bagi mereka energi otak listriknya akan optimal bekerja manakala tidak ada gangguan interferensi frekuensi gelombang kehadiran otak karyawan lainnya. Sedangkan mereka yang keekspresifannya berada di sepertiga ketiga sebaliknya sering menikmati ruang kerja terbuka dan bersemangat untuk pertemuan tatap muka dan panggilan video. Justru frekuensi gelombang energi listrik otaknya akan memuncak bekerja atau 'peak performance' bila ada frekuensi-frekuensi gelombang otak orang lain yang me-multiply gelombang frekuensi pembawanya.
Demikian kecenderungan pola perilaku keasertifan. Variasikan kecepatan interaksi tim kita dengan mereka yang keasertifannya ada di sepertiga pertama, agar dapat diberikan energi oleh kecepatan yang stabil dan ingin meluangkan waktu untuk membangun konsensus sebelum pekerjaan dimulai. Untuk mereka dengan keasertifan sepertiga ketiga mungkin lebih cenderung untuk mulai bekerja tanpa berhenti supaya lebih mempertimbangkan implikasinya terhadap orang lain. Advisnya agar kecepatan rambat gelombang frekuensi litrik otak bekerjanya dapat diperlambat, mengimbangi kecepatan mereka yang keasertifannya di sepertiga pertama.
Kecenderungan pola perilaku yang juga penting diperhatikan adalah preferensi perilaku fleksibilitas. Walaupun ada penelitian yang menunjukkan bahwa multi-tasking tidak produktif, karena multi-tasking sesungguhnya terutama dalam proses pengambilan keputusan sebenarnya tidak ada, tidak ada yang paralel, semuanya sekuensial mengantri berurutan. Â Namun ternyata benar-benar dapat memotivasi beberapa orang. Sementara untuk sebagian orang merupakan gangguan fokus mereka.