Masing-masing; positivity dan resiliensi ada yang ke dalam diri (inner) maupun keluar diri (outer). Â Daya resiliensi ke dalam diri lebih kemampuan mengendalikan diri gaya hidup seseorang dan bagaimana mengontrol emosionalnya.Â
Sedangkan daya resilensi dengan arah keluar diri adalah kemampuan soft skill yang dapat senantiasa menjaga komitmennya. Baik itu komitmen kepada tujuan yang telah ditetapi (goal orientation) maupunya komitmen untuk meraihnya (achievement orientation).Â
Bila kita berhasil menumbuhkan kedua daya resiliensi tadi mengatasi kesulitan-kesulitan hidup secara internal dan eksternal, kita memiliki kemampuan 'grid' mental toughness.
Sebaliknya bila kita dapat menjaga positivity yang dapat melihat dan membesarkan peluang baik itu ke dalam maupun keluar kita mempunyai kekuatan soft skills engagement. Ke dalam diri terdiri dari kemampuan positivity meningkatkan kepercayaan diri inter-personal confidence dan kepercayaan diri terhadap kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Karena banyak orang yang sebenarnya mampu namun kurang percaya diri. Sedangkan positivity lebih keluar diri adalah kemampuan melihat peluang sebagai tantangan. Baik tantangan dalam hal pembelajaran sesuatu yang baru (learning orientation) maupun tantangan kemampuan berani megambil atau berhadapan dengan resiko (risk orientation).
Jadi ketangguhan mental ke dalam membangun 'self-efficacy' dengan dua kemampuan mengendalikan diri dan percaya diri. Sedangkan mental toughness ke arah luar mengasah aspirasi. Aspirasi terhadap komitmen dan terhadap suatu tantangan.
Lantas apakah sebenarnya soft skills itu?
Soft skill dapat didefinisikan sebagai karakter atau bakat antarpribadi yang memengaruhi kemampuan kita untuk bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka adalah kemampuan alami yang biasanya tidak dapat diajarkan di kelas atau dikelola secara kuantitatif. Mereka sering, tetapi tidak selalu, merupakan keterampilan "orang" (people skills).Â
Mereka juga biasanya bukan jenis keterampilan yang dapat dimasukkan dalam bagian keterampilan melanjutkan. Alih-alih, kitanya yang harus menunjukkan soft skill kita dengan menciptakan bagian pengalaman profesional berorientasi pada prestasi.
Keterampilan soft skills lebih terkait dengan kecerdasan emosional dan kemampuan alami yang membantu kita berinteraksi dengan orang lain lebih baik. Mereka berguna di semua industri dan jenis pekerjaan.Â
Hard skills, di sisi lain, biasanya keterampilan khusus pekerjaan yang dipelajari melalui pendidikan atau pelatihan. Lebih banyak keterampilan hard skills secara teknis atau komputer-sentris, karenanya terkadang juga disebut sebagai keterampilan teknis.
 Ciri-ciri utama perbedaannya; Â