Berawal dari hasil akhir 1-1 permainan bola gajah, antara Timnas U-19 Vietnam dan U-19 Thailand, maka Timnas Garuda Muda Indonesia tersingkir ke puncak dari gelaran AFF. Padahal, Garuda Muda memuncaki klasemen dengan 27 skor.
Kecewaan, kritikan dan kecaman ramai dari pemain, pelatih, pengurus PSSI dan seluruh lapisan (netizen) masyarakat Indonesia.Bahkan, gugatan pun dilayangkan ke pengurus AFF.
Sehingga, Indonesia direncakan hengkang dari seluruh gelaran sepakbola Asia Tenggara tersebut. Dan akan bergabung dengan gelaran sepakbola Asia Timur bersama Jepang, Korea Utara, Korea Selatan dan China.
Namun, melihat hasil akhir yang dijuarai oleh Timnas Macan Muda Himalaya Malaysia dengan menekuk Laos 1-0, bukan juaranya Vietnam dan Thailand. Rasanya tidak masuk akal, dan sangat lebay jika Indonesia melarikan diri ke Asia Timur.
Mengapa? Izinkan saya mengulasnya dari kacamata botoh tingkat internasional atau yang disebut di dunia perayaman Thailand sebagai "botoh kelas Champion."
Di dunia perayaman Thailand, tak semua tim (ayam) produktif (pukulannya) berakhir jadi juara Champion. Contohnya, pada tahun 2018 lalu, telah berlangsung pertandingan terbesar di dunia yang mempertemukan Yokkere Mr. Kosem dan Black Swan Mr. Nirut. Yokkere adalah jenis mangon unggul yang anti lock, dan Blac Swan adalah jenis pakhoy unggul yang brakot brutal.
Secara skor tertinggi, Black Swan Mr. Nirut unggul jauh, yang hampir si Yokkere mau mati sampai dua ronda.
Namun, hebatnya, sebagaimana santainya bola gajah Thailand versus Vietnam yang berakhir imbang 1-1, Yokkere genius yang cukup kebal itu, mundur dan mundur sambil melepaskan pukulan telak ke mata, paruh dan telinga. Yang pada akhirnya membuat di Black Swan pincang kedua matanya.
Orang pun terheran-heran, kok bisa Yokkere yang menjuarai taruhan 19 miliar tersebut? Itulah pertandingan Kata Antoni Putra Jaya Pratama, kemenangan dan kekalahan adalah soal keberuntungan. Yang penting kita sudah siapkan segalanya sebelum pertandingan dimulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H