Setelah lama sekali rasanya tidak kopdar dengan teman-teman kompasianer yang ada di Kota Balikpapan, Alhamdulillah Kamis (25/10/2018) yang lalu Kompasiana dengan menggandeng JNE mengadakan kopiwriting yang bertemakan infrastruktur.
Kopiwriting kompasiana yang bertemakan Infrastuktur kali ini, tidak seberat tema infrastruktur yang sedang digenjarkan oleh Presiden Jokowi dan dinyinyirin kubu lawannya. Tapi lebih ke tema bagaimana "Peran Infrastruktur dalam Memajukan Industri Kreatif" yang ada saat ini sangat membantu para teman-teman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meluaskan usahanya.
Seperti kita sama-sama ketahui, bahwa dunia UKM saat ini sangatlah berkembang pesat. Bukan hanya yang berusaha mengembangkan usahanya melalui dunia nyata, tapi juga banyak yang berusaha melalui dunia maya. Tetapi tetap saja baik UKM dunia nyata maupun dunia maya akan dan selalu memanfaatkan infrastruktur. Jadi setuju atau tidak, pro atau kontra, semua masih membutuhkan infrastruktur.
Kopiwriting Kompasiana yang dilaksanakan di Chinese Food & Resto Blue Sky Hotel ini menghadirkan narasumber Dra. Doortje Sorta Susani Marpaung, M.M. selaku Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah & Perindustrian Kota Balikpapan, Dahlia Gracendy selaku Kepala Pemasaran UKM Kampoeng Timoer Balikpapan, Â dan Mayland Hendar Prasetyo, Head Of Marketing Communication Division JNE diikuti oleh sepuluh orang Kompasianer dan para awak media lokal maupun nasional yang ada di Balikpapan.
Pada kesempatan tersebut banyak sekali yang dibahas, Doortje menjelaskan tentang banyaknya UKM yang saat ini jumlahnya mencapai 21 ribuan yang kesemuanya memiliki potensi yang sangat besar untuk membesarkan perekonomian di Kota Balikpapan.
Dahlia yang mewakili UKM Kampoeng Timoer juga memberikan gambaran usaha oleh-oleh yang saat ini bersaing dengan para UKM lainnya baik yang lokal Balikpapan maupun produk sejenis dari luar kota Balikpapan. UKM Kampoeng Timoer sendiri saat ini memiliki beberapa produksi diantaranya peyek kepiting  dengan 3 varian rasa, abon rajungan dan kepiting saos siap makan.
Dalam kesempatan tersebut juga, Dahlia Gracendy selaku Kepala Pemasaran UKM Kampoeng Timoer menyampaikan kegelisahan tentang mahalnya ongkos kirim barang. Dikarenakan pengiriman barangnya sering kali dihitung berdasarkan volume barang bukan kilogram. Selain itu juga berkaitan dengan lamanya pengiriman barang ke luar daerah bila menggunakan biaya pengiriman yang ekonomis.
Sedangkan diakhir paparan beberapa narasumber, Mayland Hendar Prasetyo selaku Head Of Marketing Communication Division JNE memberikan informasi tentang produk layanan dari JNE yang saat ini sudah mulai menyesuaikan dengan perkembangan zaman diikuti dengan beberapa kemudahan yang diberikan JNE kepada konsumennya, antara lain:
- Banyaknya counter
- Adanya beberapa pilihan harga jasa pengiriman
- Dan bisa tracking
JNE yang saat ini melayani 20 juta kiriman setiap bulannya telah memiliki 65 ribu titik. Dan khusus di Kota Balikpapan sendiri JNE telah bisa melayani konsumennya di 56 titik yang tersebar tengah kota maupun pinggiran kota alias kecamatan-kecamatan.
Sebagai wujud meningkatkan layanan khususnya para UKM, di Balikpapan saat ini JNE menyediakan layanan intracity 4 jam dan Intracity COD untuk melayani paket pengiriman dari dan tujuan dalam kota.
Selain itu terdapat pula JTR (JNE Tracking) yang dapat meminimalisasi biaya pengiriman untuk seluruh paket dengan berat minimum 10 Kilogram. Jadi misalnya bila para UKM ingin mengirimkan paket 10 Kg menggunakan layanan JTR dari Balikpapan ke Jakarta hanya dikenakan biaya Rp115.000 (Seratus Lima Belas Ribu) lebih murah apabila menggunakan layanan JNE Reguler yang seharga Rp270.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah).
Di sesi akhir, seperti biasa ada ritual yang harus dilakukan, yaitu foto bersama narasumber dan para kompasianer kota Balikpapan yang hadir di Kopiwriting Kompasiana dan pastinya makan malam bersama seluruh undangan yang hadir.
Sekilas Tentang JNE
JNE berdiri pada tahun 1990 sebagai perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan perindustrian. JNE juga memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang/money remittance.Â
Pada akhir tahun 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres. Mulai tahun 2013, JNE siap berekspansi di bidang logistik, dengan berfokus pada layanan yang mencakup pergudangan, cargo, pengiriman jalur darat, sea freight, air freight. Di tahun 2014, JNE mempersiapkan JNE E-Commerce dan melakukan optimalisasi Mobile Applications, serta membangun 250 kantor operasional juga memperluas jaringan hingga lebih dari 6000 outlet di seluruh Indonesia untuk bersaing dalam Asia Free Trade Area yang berjalan sejak tahun 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H