Mohon tunggu...
Bambang Bubudiono
Bambang Bubudiono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan proses seni pertunjukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jumpa

18 Juni 2023   15:02 Diperbarui: 18 Juni 2023   15:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu udara panas membakar. Aspal jalan lebih mirip penggorengan raksasa dengan julur uap panas. Namun panas siang itu tak mampu menembus hatinya, seorang pemuda yang sanggup memendam perasaan selama belasan tahun. Selama bertahun-tahun, perasaan itu terus tumbuh, dan dia hanya diam. Kisah remaja waktu SMA adalah bagian terindah dalam hidupnya. Belasan tahun sudah waktu SMA itu menghilang, tapi tidak dengan hatinya. Masih di sana masih seperti belasan tahun silam. 


Satu hari, takdir membawanya ke barat kota. Membawanya menjenguk cinta masa remaja yang tak pernah  terucapkan. Dia kembali bisa mendapat wajah anggun itu. Bibir mungil, tatap mata tajam, dagu runcing dan lesung pipi. Siang itu takdir benar-benar memanjakannya. mereka kembali bertemu setelah belasan tahun. Dalam sekejap pemuda itu ter kepung kenangan masa kalau. Menghampiri wanita dengan senyum sebisanya, menutupi perasaan hati yang entah. Tak tergambarkan.


Keduanya saling terkejut dan bahagia melihat satu sama lain. Wajah-wajah mereka telah berubah, namun ada getaran yang akrab dan kenangan yang masih hidup di antara mereka. Pemuda merasa getaran hatinya semakin kuat, namun ketakutan dan keraguannya masih melingkupinya. Apakah saat ini masih ada waktu?!.


Saat berbincang-bincang, pemuda mulai mengetahui lebih banyak tentang kehidupan wanita yang dicintainya. Dia mendapati bahwa wanita itu telah menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya dan memiliki keluarga yang bahagia. Setiap rincian tentang kehidupannya yang baru ini menusuk hati pemuda dengan pahitnya.


Meskipun hatinya hancur, pemuda tetap berusaha tersenyum dan berpura-pura bahagia di depan wanita itu. Ia ingin wanita itu melihat bahwa dia baik-baik saja meskipun hatinya terluka. Pemuda tidak ingin membebani wanita itu dengan beban cintanya yang terpendam.


Dalam diam, pemuda menyimpan cinta dalam hatinya. Dia menyadari bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan selain menerima kenyataan bahwa wanita itu telah menemukan kebahagiaannya sendiri. Memang sulit bagi pemuda untuk melepaskan perasaannya, tetapi dia tahu bahwa menjaga kebahagiaan wanita yang dicintainya adalah yang terpenting.


Setelah beberapa saat, saat itulah pemuda memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, pemuda membawa cinta dalam hatinya yang tetap berkobar meskipun tak terucapkan. Meskipun hatinya hancur dan perasaannya terpendam, dia tahu bahwa cinta itu tetap ada, setia menemani setiap langkahnya.


Dalam kesendirian, pemuda merenungkan arti dari semua ini. Dia menyadari bahwa cinta sejati bukan hanya tentang memiliki orang yang dicintai, tetapi juga tentang kebahagiaan dan keselamatan mereka.
Pemuda belajar untuk merelakan dan menerima bahwa wanita itu telah menemukan cinta dan kebahagiaannya dalam kehidupannya yang baru. Cintanya yang terpendam menjadi pembelajaran bahwa terkadang kebahagiaan orang yang dicintai lebih penting daripada keinginan pribadi.


Dengan hati yang berat, pemuda mengucapkan perpisahan dalam hati. Dia berjanji untuk menyimpan kenangan indah tentang cinta yang tak pernah terucapkan ini. Meskipun perasaannya terpendam, ia menyadari bahwa cintanya telah memberikannya pengalaman berharga dalam perjalanan hidupnya.


Dengan langkah tegap, pemuda melangkah ke depan, membawa cinta yang tetap hidup dalam hatinya. Meski harus menerima kenyataan yang sulit, pemuda bertekad untuk tetap melangkah maju dan mencari kebahagiaan dalam hidupnya sendiri. Mungkin suatu hari nanti, ia akan menemukan cintanya, atau tetap seperti ini. Bertahan untuk cinta yang entah.

Ditulis untuk mengenang perjumpaan di suatu siang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun