Mohon tunggu...
Bambang Siswanto
Bambang Siswanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - peneliti

peneliti sosial

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Sahabat

7 November 2020   06:29 Diperbarui: 7 November 2020   06:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabatku,
Pagi ini masih pekat berembun
Seakan menyambung dinginnya malam yang menusuk tulangku
Meski tlah kuhangati sekujur tubuhku
Tapi tetap tak kuasa menggantikan kehangatan pergaulan kita dulu

Sahabatku,
Ketika kau dilanda duka
ketika hatimu bersendu pilu
Atau dialiri alunan nada cemas
Jangan kau lupa
bahwa engkau tidaklah sendiri
Aku kan setia menemanimu disitu, dipersilaanmu
Tuk mengusir segenap duka nestapamu

Kau mungkin tak kuasa meraih wajahku
Pun ketika kau tak melihat bayangku
Tapi coba tutup rapat matamu
Kan kausadari bahwa aku ternyata bersamamu
tuk menimba dukamu
Dan kita akan berada dalam satu gerbong kereta kebahagiaan

Sahabatku,
Yakinlah bahwa sisa hidupmu akan semakin indah
Seindah taman Surga yang dipenuhi ragam wangi bunga
Sungguh indah tak terkira
Namun
jika hidupmu terasa terlalu gulita
Tutup rapat matamu
Kupastikan aku akan disitu bersamamu, dipersilaanmu
Aku sungguh mencintaimu
Aku pegang janjiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun