Angka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya, ketersediaan pangan (beras) secara mendasar, sudah mampu dipenuhi oleh petani lokal, jadi tidak perlu mengimpor (membeli lagi) dari luar Daerah (misalnya Klaten, Bantul, Sukoharjo, dll)
Namun apakah sesimpel itu?
Tidak juga, karena, sebagaimana teori ekonomi, dimana ketersediaan (supply) suatu barang melimpah, sementara penawarannya (demand) tetap, atau sedikit, justru berimbas pada penurunan harga barang itu sendiri. Ditambah lagi dengan habit dari masyarakat dengan daya beli menengah ke atas, yang mau keluar duit lebih banyak untuk urusan beras, atau adanya preferensi masyarakat "Sehat" yang maunya makan beras organik, dan pertimbangan lain-lainnya lagi, tentunya urusan beras di Gunungkidul (dan bisa jadi daerah lainnya) jadi rumit.
Yang seharusnya harga beras tidak mahal, banyak tersedia dan mudah diakses, bahkan banyak pilihan (harga dan kualitas), namun faktanya, harga beras saat saya menulis artikel ini, juga sedikit mengalami kenaikan, barang Rp 1.000-2.000-lebih (survey pasar mandiri, 2024).
Makin anenhnya lagi, kapan hari pernah di suatu Supermarket di Wonosari, di sudut perberasan, minim stok, harganya sedikit lebih mahal pula.
Jadi rumit beneran, titik keseimbangannya harus dicari, di satu sisi, petani sejahtera, di sisi lainnya, masyarakat (konsumen beras) juga jangan tercekik harga mahal, serta distribusinya merata (ketersediaan cukup)
Di sini, seharusnya, Pemerintah, sebagai representasi dari negara dengan prinsip sovereignitynya, dan juga partisipasi masyarakat awam, sangat berpengaruh , dalam hal apa ?
1.kontrol
2.komitmen
Ya, kontrol, di sini pemerintah harusnya bijak dalam mengevaluasi kemampuan Daerah dan kesejahteraan petani lokal, kemampuan Daerah dalam produksi pangan (beras), kontrol kualitasnya, dan distribusinya, pembatasan beras dan pedagang luar, serta finalnya : stabilitas harga, yang tidak merugikan petani, dan memberatkan masyarakat konsumen
Kemudian komitmen, komitmen siapa ni, ya tentu saja, komitmen pemerintah dalam upaya kontrol tadi, dan yang paling penting adalah komitmen masyarakat sebagai konsumennya