Mohon tunggu...
Bambang Wiguna
Bambang Wiguna Mohon Tunggu... Supir - Tukang Ojek Online

Saya bukan sarjana hukum, tapi rakyat kecil seperti saya sekalipun harus paham hukum. Kita harus sama-sama mengajarkan tentang hukum. Mau menerima masukan hukum, dan mau berbagi ilmu hukum. Karena banyak pihak yang tidak suka kita faham hukum.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pengalaman Saya Mendapatkan Orderan Fiktif

27 Oktober 2023   08:09 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:33 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya adalah ojek online pada aplikasi grab, sudah dari pagi menunggu orderan grabfood dengan pembayaran tunai. Namun dari pagi sampai menjelang mahgrib saya mendapatkan orderan non tunai. Saya berkeyakinan pasti hari ini akan ada orderan tunai, maka setiap saya mendapatkan orderan non tunai saya masukkan saldo tunai pada aplikasi driver saya ke saldo kredit. Rencana nya jika ada orderan tunai, sebagian akan saya pakai untuk membayar cicilan pinjaman online. 

Hal yang saya tunggu-tunggu tiba, orderan grabfood dengan pembayaran tunai saya dapatkan. Saya chat pelanggan nya dengan kalimat yang sudah disiapkan aplikasi "mohon tunggu ya kak," tapi tidak dibalas. Saya jalan ke restoran sambil menunggu jawaban. Ketika saya sampai di restoran saya chat lagi pelanggan nya, "diantar sesuai titik ya kak?" Dan masih juga tidak dibalas. 

Saya tidak berfikir curiga dan tetap mengangantar orderan makanan itu ke titik pengantaran. Di titik pengantaran saya chat lagi pelanggan nya "maaf kak, saya sudah ada dititik pengantaran." Saat itu juga saya di telepon oleh seorang pria ke nomor whatapp saya oleh seseorang dengan memakai logo grab di foto profil nya. 

Penelpon mengaku dari grab dan menanyakan apakah saya mendapatkan orderan makanan dengan nama Siti. Saya bilang ya, saya mengantar orderan dengan pemesan nama itu. Dan disaat itu hati saya hancur, karena saya sadar bahwa penelpon pun sesungguh nya bukan dari grab. Hati saya hancur karena dari pagi saya menunggu orderan grabfood dengan pembayaran tunai tapi malah mendapatkan orderan fiktif. 

Penelpon mengatakan itu orderan fiktif dan dia mau membantu saya untuk pengembalian dana pada saldo driver grab saya. Saya mengatakan saya tidak percaya ini dari grab, lalu dia mengancam akan mensuspen akun saya. Karena saya tidak juga percaya dia memaki saya sebelum kemudian mengakhiri telepon nya. 

Saya menyelesaikan orderan dan meyakini akan ada penyelesaian yang adil dari grab untuk masalah ini. Saya foto struk, foto makanan, tangkap layar percakapan  tangkap layar nomor penelpon, lalu melihat pusat bantuan pada aplikasi grab saya. Ternyata untuk permohonan pengembalian dana saya perlu pergi ke panti asuhan untuk menyerahkan makanan itu dan berfoto dengan pengurus panti serta mendapatkan tanda terima. 

Hujan pun turun dan saya mencari tempat berteduh, sambil berteduh saya browsing panti asuhan yang bekerjasama dengan grab. Saya memilih panti asuhan yang ada di malabar ujung kota Bogor, setengah jam dari tempat saya berada. 

Hujan belum berhenti dan saya segera pergi ke panti asuhan dengan menggunakan jas hujan. Beruntung nya restoran memberi kemasan plastik sehingga makanan aman dari air hujan. Saya pun sampai di panti asuhan, pengurus panti sudah langsung faham bahwa saya mendapatkan orderan fiktif. 

Ternyata untuk syarat pengembalian dana harus berfoto menyerahkan makanan tersebut pada pengurus panti dan memfoto tanda Terima dari beliau. Saya melakukan itu dengan mengatakan meminta tolong. Saya tidak mengatakan alasan nya bahwa makanan itu hanya dua kotak, namun pengembalian dana nya akan saya pakai untuk modal ngojek lagi  dan sebagian untuk membayar hutang online. 

Pemilik panti asuhan mau berfoto dengan saya dan makanan itu, seperti nya beliau memang sudah biasa menerima makanan dari driver yang terkena orderan fiktif. Saya sendiri baru pertama kali nya ke panti asuhan untuk mengantarkan makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun