Mohon tunggu...
Beng beng Sugiono
Beng beng Sugiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

La Historia, Me Absolvera. Menulis/Traveling/NaikGunung/Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak John Part I (Tentang Alam)

27 Maret 2023   23:29 Diperbarui: 30 Maret 2023   00:46 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berjalan kurang lebih satu jam, kita semua briefing sambil menyeduh kopi agar tubuh kita terus hangat, dan tanpa terasa semakin kita banyak berhenti ternyata semakin dingin, sadar akan kondisi fisik saya pak john ngomong ke temen-temennya untuk duluan saja dan segera mendirikan tenda di puncak sana, dan selang beberapa saat temen-temennya berangkat duluan sesuai perintah pak john.

Kemudian pak john menyuruhku untuk segera berjalan " ayo put jalan pelan-pelan saja, karena kalau semakin kita lama berhenti, nanti semakin dingin tubuh kita" dan aku pun menjawab "iya pak". Dalam hati aku berpikir kenapa pak john suka sekali naik gunung, naik gunung itu capek, kotor dan ternyata menguras tenaga yang sungguh luar biasa, aku pikir keindahan yang aku lihat di media sosial tidak se melelahkan ini, dan aku mulai berpikir kapok untuk kembali naik gunung, atau kalau pak john nanti kembali ngajak, aku pura-pura tidak bisa saja.

Sejam berjalan tanpa sadar puncak sudah mulai terlihat, ditandai oleh lampu-lampu tenda di atas sana yang sudah mulai kelihatan, dan aku pun bertanya pada pak john "yang kelap-kelip lampu itu puncaknya ya pak" dan pak john pun menjawab "iya put, itu puncaknya, kalau capek berhenti dulu aja put" dan aku menimpali "nggak pak, nanggung kan udah deket", pak john tidak menjawab, hanya melempar senyuman kecilnya yang di bibirnya terselip rokok khasnya.

Dan tidak sampai setengah jam tepatnya jam 22:30 aku dan pak john sampai puncak gunung prau setelah kurang lebih berjalan tiga jam lamanya, dan tentunya berjalan santai, atau memang aku yang berjalan lambat, karena temen-temen pak john mungkin sudah sampai puncak dari tadi, dan ketika sampai di bibir puncak gunung prau aku tertegun sejenak dengan keindahan sepanjang mata memandang, hamparan luas puncak gunung dan kerlip lampu tenda menambah keindahan semesta yang sebelumnya hanya aku lihat melalui media sosial saja, ketika dalam lamunan suara pak john menggugah lamunanku tentang keindahan semesta, "ayo put jalan terus, kita cari tenda bule dan yang lain" dan sontak aku jawab "iya pak", belakangan aku baru tau nama temen pak john yang orang putih dan tinggi itu ternyata nama panggilannya bule, karena aku tidak berani berkenalan, dan hanya memanggil mereka dengan sebutan mas saja. Tidak lama berjalan akhirnya kami menemukan tenda temen-temen pak john yang sudah berdiri menghadap puncak gunung sindoro - sumbing katanya. Setelah aku dan pak john sampai kami langsung di tawari oleh temen-temen pak john jahe panas, namun pak john tetep kopi panas tanpa gula, temen-temen pak john sepertinya tau betul selera pak john, dan kalau aku lihat temen-temen pak begitu sangat menghargai beliau, karena begitu sampai dari mulai jahe panas sampai makan malam sudah di siapkan, jadi aku dan pak john ketika sampai tenda sudah di persiapkan semuanya.

Tanpa basa-basi akhirnya aku santap hidangan kornet campur mie rebus serta beberapa sosis yang di campur dengan sayur mayur yang tentu saja sangat lezat untuk ukuran makanan di atas puncak gunung, aku lihat pak john hanya ngopi dan ngerokok saja, "pak john nggak makan pak?" spontan aku nanya dengan rasa malu karena aku makan sendirian tanpa melihat beliau yang ternyata tidak makan dan dengan gaya pak john sambil bercanda menimpali "Nggak put, kamu makan aja duluan, biar kamu kenyang dan segera tidur, karena esok tuhan akan menunjukan kuasaNya pada kamu", dan aku pun mengangguk sedikit bingung dengan kata-kata pak john tentang menunjukan kuasa, maksudnya apa ya dalam hatiku bicara, tanpa banyak kata aku sikat sampai habis makanannya, dan setelah makan serta mungkin karena lelahnya mendaki tadi tubuh jadi auto Lelah dan ditandai dengan menguap yang tak terhitung jumlahnya, sontak pak john menyuruhku untuk masuk tenda dan tidur "tidur aja put duluan, sleeping bag nya dipake, udara puncak sebentar lagi akan semakin dingin" dan tanpa harus menunggu lama aku pun langsung masuk tenda serta menyiapkan sleeping bag supaya tidak kedinginan.

Bersambung Lanjut Part II ya.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun