Mohon tunggu...
Beng beng Sugiono
Beng beng Sugiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

La Historia, Me Absolvera. Menulis/Traveling/NaikGunung/Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka

24 Oktober 2022   20:48 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku, mendengarkan rasa sakitku, berdialog dengan kesedihan serta bercengkrama dengan kesunyian. 

Aku, adalah relung-relung duka diantara sedikit kebahagiaan manusia. 

Aku, telah banyak melewati bangkai-bangkai manusia hina yang terus berjalan seiring dengan peradaban manusia lainnya. 

Dan aku adalah kalian wahai orang-orang disimpang kiri jalan kehidupan.

Kemunafikan yang kini merajai dan masuk kedalam sendi-sendi kehidupan, membunuh nalar kemudian meninggalkan luka. 

keringat dan harga diri hari ini, sudah tak ternilai lagi, habis oleh keserakahan segelintir manusia. 

Aku bercengkrama dengan rasa sakit ku, bicara tentang kegetiran, gelap terang tidak lagi jadi soal. 

Manusia - Manusia Suci kini dikebiri, tidak boleh lagi bicara nurani, hilang sudah asa, rusak sudah hari ini. 

Pernah mendengar tentang pepatah bahwa mendiamkan kejahatan adalah penghianatan terhadap kebenaran. Semuanya absurd. 

Lentera ditengah manusia yang menjadi satu-satunya cahaya kehidupan, perlahan redup oleh sikap oportunistik, bahwa kemudian idealisme sebagai identitas diri kian pudar terhadap nila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun