Aku, mendengarkan rasa sakitku, berdialog dengan kesedihan serta bercengkrama dengan kesunyian.Â
Aku, adalah relung-relung duka diantara sedikit kebahagiaan manusia.Â
Aku, telah banyak melewati bangkai-bangkai manusia hina yang terus berjalan seiring dengan peradaban manusia lainnya.Â
Dan aku adalah kalian wahai orang-orang disimpang kiri jalan kehidupan.
Kemunafikan yang kini merajai dan masuk kedalam sendi-sendi kehidupan, membunuh nalar kemudian meninggalkan luka.Â
keringat dan harga diri hari ini, sudah tak ternilai lagi, habis oleh keserakahan segelintir manusia.Â
Aku bercengkrama dengan rasa sakit ku, bicara tentang kegetiran, gelap terang tidak lagi jadi soal.Â
Manusia - Manusia Suci kini dikebiri, tidak boleh lagi bicara nurani, hilang sudah asa, rusak sudah hari ini.Â
Pernah mendengar tentang pepatah bahwa mendiamkan kejahatan adalah penghianatan terhadap kebenaran. Semuanya absurd.Â
Lentera ditengah manusia yang menjadi satu-satunya cahaya kehidupan, perlahan redup oleh sikap oportunistik, bahwa kemudian idealisme sebagai identitas diri kian pudar terhadap nila