Gerakan pemuda dalam perkumpulan Budi Utomo akhirnya menjadi triger positif di Era tahun 1900-an dan menjadi tolok ukur Gerakan-gerakan pemuda lainya di pelbagai daerah yang di inisiasi oleh pemuda-pemuda pribumi kala itu, dan salah satu diantaranya ialah Sarekat Islam yang sebelumnya adalah Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada Tahun 1905.
Kemudian pada Tahun 1912 HOS Cokroaminoto ditunjuk untuk menjadi ketua Sarekat Islam yang tujuan awalnya ialah melindungi pengusaha lokal hingga kemudian berkembang menjadi organ penting perjuangan bangsa dan berkembang pesat dikalangan pribumi pada waktu itu, hingga pada Tahun 1921 Sarekat Islam terpecah menjadi dua kubu, yaitu Sarekat Islam Putih dan Sarekat Islam Merah.
Ideologi eropa mulai mewarnai perjuangan anak bangsa dikala ini, dan perpecahan Sarekat Islam menandakan bahwa Eskalasi perjuangan bangsa menuju ke arah yang nyata mulai dirasakan oleh seluruh rakyat. Â Sarekat Islam merah yang maknai oleh beberapa orang adalah organisasi Progresif Revolusioner ini sebetulnya mempunyai tujuan yang sama yaitu melawan serta menentang kapitalisme dengan cara yang berbeda.
Konsep perjuangan Sarekat Islam Merah yang dipimpin Semaun berkantor di Semarang di isi oleh tokoh muda kala itu diantaranya ialah Tan Malaka, Darsono serta Alimin, Seedangkang Sarekat Islam Putih dipimpin oleh HOS Cokroaminoto yang berpusat di Jogjakarta.
Kemudian Perhimpunan Indonesia, Perhimpunan Indonesia didirikan Belanda pada 1908. Awalnya organisasi ini bernama Indische Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Semenjak tahun 1923, PI sudah aktif berjuang untuk memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian pada 1925 namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia sendiri dipakai untuk menunjukkan identitas diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda.
Ketika pemuda-pemuda Indonesia sudah mulai sadar tentang pentingnya arti sebuah kemerdekaan dan perlawanan secara intelektual dirasa pemerintah semakin membahayakan posisi belanda dalam menguasai Bangsa ini hingga kemudian pihak pemerintah belanda mengasingkan Tokoh-tokoh Pemuda pergerakan yang mempelopori tindakan kontra pemerintah, di antaranya Semaun Tokoh SI Merah, salah satu tokoh sentral dalam perjuangan anak bangsa di masa itu.
Kemampuannya dalam meng-organisir Pemuda dan Kaum Buruh serta Petani saat itu cukup merepotkan Pemerintah Belanda dalam menjalankan roda kepemerintahan-nya pun dengan melahirkan pelbagai macam Gerakan-gerakan yang kontra terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah belanda diakala itu.
Bahkan Gerakan pemuda dan buruh  yang diarsiteki oleh Tokoh-tokoh Pemuda seringkali merugikan pemerintahan belanda yang diantara-nya Mogok Massal buruh buruh Kereta Api pada Mei 1923, dan di bulan serta tahun yang sama pun telah terjadi aksi mogok massal di beberapa wilayah.
Sejarah mencatat beberapa persitiwa yang melatar belakangi perlawanan buruh dimasa ialah Hindia Belanda muncul ketika ada kenaikan harga barang pada tahun 1910 sampai 1912 di daerah tersebut. Sebab, naiknya harga barang ini tidak diimbangi oleh kenaikan upah buruh. Dikutip dari surat kabar De Locomotief edisi 18 Maret 1913, harga kebutuhan pokok yang naik adalah beras sebesar 30 persen, kentang 25 persen, gula 9 persen dan bumbu dapur naik 90 persen.
Hal tersebut diperparah lagi dengan masuknya Perang Dunia I tahun 1914. Tentu perekonomian kaum buruh Hindia Belanda semakin merosot. Sehingga memicu kaum buruh melakukan aksi mogok untuk menuntut kenaikan upah mereka.