Aku mencari kaca, ku lihat mataku di sebuah spion motor Harley Davidson yang dipajang di dekatku. Tidak  ada yang aneh pada mataku, hanya sedikit lelah dan lembam di bawah kantung mata karena kantuk.
kurasa itu hal yang biasa. Aneh, baru kali ini tampangku yang tampan  ini, membuat para gibsi yang biasa dengan hal-hal mistis bahkan di kenal pemuja setan sekalipun, menjadi takut padaku. " Mau ojek bang ?." Aku menimbang. " Tidak  ?." Jawabku mendengar tawaran seorang cewek. " Memang mau pergi kemana ? jalanan macet seperti itu,  ngacau saja kau ." Ledekku.
" Pergi ke hatiku bang ." Rasanya geli mendengarnya, tapi  aku enggan menoleh ke arah si pemilik suara, suaranya indah, seperti lafal bule, mungkin ia sales promotion girl yang pernah tinggal lama di Amerika atau Australia hingga ia menjadi sulit mengucapkan bahasa Indonesia secara fasih.
" Maaf ya, hatiku  bukan untukmu. Gadis sekarang mana ada yang masih perawan ?."  Ledekku, kurasa ia akan marah, aku tidak peduli. Kurasa ia hanyalah gadis penggoda yang kesetiaannya di ragukan. " Kau meragukan kesucianku tampan ?. "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H