Mohon tunggu...
Bambang Mintorogo
Bambang Mintorogo Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, penyair, novelis

Penulis merupakan pengiat sastra di kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Prahara Cinta Putri Isabel (Hal 51-56)

20 Maret 2022   02:57 Diperbarui: 20 Maret 2022   05:48 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Mencari Andi  ke Indonesia
  •  
  • Dalam kebingungan, manusia kerap berjalan tanpa nalar yang baik, bahkan tidak sedikit yang mengambil keputusan ekstrim untuk mengakhiri segala kebuntuan dan penderitaan yang dialaminya. Kemana hilangnya akal sehat itu 
  •  

Mengarungi lautan lepas di malam hari, seperti memasuki dunia asing, dunia yang tidak bisa di terjemahkan, dan kebingungan bagai kalimat yang panjang tanpa titik, namun senantiasa menyisakan koma demi koma yang terus tersisip di akhir kalimat, tanpa bisa mengerti kapan berakhirnya..

Musik yang dimainkan, warna-warni lampu yang menerangi seluruh kapal. Dalam kegembiraan pesta, orang-orang berdansa sambil menikmati wine, sementara yang lain sibuk berjudi di kasino, maupun menikmati kencan yang indah di kamar-kamar kapal pesiar yang mewah, seolah perjalanan itu membawanya jauh ke pulau harapan bernama surga.

 Di atas geladak kapal, Isabel tampak terdiam menatap jauh ke depan yang gelap, sementara Gabriel dan Jonatan berjalan perlahan menghampirinya. Sejenak ketiganya diam dan hanya memandang hamparan lautan di hadapan mereka.  

" Bella, apa yang kau pikirkan ?. " Tanya Gabriel. Ia arahkan pandangannya jauh ke tempat pandangan Isabel. " Ini sangat indah.  Sungguh  !  ini  sangat indah,  jauh lebih indah dari segala hal yang pernah aku bayangkan selama ini ."

Mata Isabel terpejam, ia menghayalkan semua mimpi-mimpinya. " Maksudmu Andi ?." Sahut Jonattan. " Segalanya, khususnya perjalanan ini ? dunia manusia sangat indah, andai  aku di takdirkan sebagai manusia ."

" Maksudmu ?. " Gabriel menatapnya serius ." Mana yang kau pilih, kehidupan yang panjang tanpa cinta ataukah kehidupan yang di lalui penuh warna kebahagiaan, meskipun pendek seperti umur manusia ?." keduanya terdiam berpikir serius.

" Tidak ada bedanya antara kita dengan manusia, kita juga menikah dan beranak cucu, bahkan hidup abadi ."  Isabel melirik Jonattan. " Kalian tidak akan mengerti apa yang ku maksud, lihatlah mereka. " Ketiganya mengarahkan pandangan menembus salah satu kamar hotel, di mana terdapat sejoli sedang memadu kasih di atas ranjang.

" Kalian tahu vampire tidak melakukan hal itu, bayi-bayi vampire, bukan berasal dari hasil perkawinan, tetapi mengambil bayi-bayi manusia yang di pilih, kemudian kita curi, lalu kita jadikan vampire setelah pasangan vampire menggigitnya dalam ritual perkawinan ."

Gabriel melirik ke arah tangan Isabel yang mengelus-elus perutnya, ketika melihat perempuan hamil berjalan perlahan menuruni tangga kapal dengan digandeng suaminya.

" Tidak ! itu mustahil Bella. Sekali vampire tetap vampire, tidak ada yang bisa merubah takdir ini !."  Tegas Jonathan sembari melenggang pergi. " Kau bermimpi terlalu tinggi Bella. " Ia menatap Gabriel dengan pandangan penuh keyakinan.

" Tidak Gabriel, tidak sedikit manusia yang memuja, bahkan kawin dengan syetan. Ada juga yang  berhati syetan di dunia ini. Apakah vampire tidak memiliki hak untuk memilih ?. mimpiku hanya sederhana, mendapatkan cinta Andi dan menikah dengannya. Itu saja ."

" Entahlah Bella, aku hanya bisa mendukungmu, meski aku harus mempertaruhkan nyawaku."  Isabel tersenyum, ia memeluk sepupunya. " Terima kasih, Tidak ada saudara, sekaligus sahabat terbaik di dunia selain kau ." Gabriel tersenyum.

" Ayo masuk, beberapa jam lagi matahari terbit ." Isabel hanya tersenyum menangapinya, ia enggan segera masuk. Gabriel dan Jonathan melangkah pergi dengan perlahan bersamaan dengan riuh  pesta yang  perlahan hening.  Satu persatu penumpang kapalpun lelap dalam mimpi-mimpi yang indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun