Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Editor - Yang penting menulis. Dah gitu aja

Yang penting menulis. Dah gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketenangan adalah Kunci

20 November 2024   10:03 Diperbarui: 20 November 2024   10:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari striker murni bagi timnas Indonesia sama dengan mencari jarum di Jerami. Striker yang bertebaran di Liga BRI kualitasnya sama saja. Kalau sudah di depan gawang, grasa-grusu. Makanya sampai sekarang timnas bermain tanpa striker Murni. Struick pemain sayap, Marselino gelandang Tengah. Sewaktu melawan Arab Saudi dia bukan sebagai second striker, tapi free role. Bisa berkeliaran kemana saja. Tapi malam itu matanya tetap fokus mengincar lubang yang kosong di depan gawang. Dan berhasil!

Dua gol yang dilesakkan ke gawang Arab Saudi karena ketenangannya. Hal yang sebelumnya tidak dipertontonkan oleh striker timnas siapa pun! Ketenangan adalah soal mental. Sebagai abege, seebanrnya Marselino  tidak punya mental kuat. Sewaktu dia dihujat oleh netijen, dia tantrum di medsos yang bukan hanya dianggap menghina penggemar sepakbola, tapi juga dianggap menghina bangsa. Akhirnya atas permintaan STY dia minta maaf. Darimana ketenangan itu datang?

Bukan pelatih mental di timnas yang menempanya, tapi lebih pada jasa pemain ketiga belas, penonton yang memenuhi GBK saat timnas kontra Jepang. Sebagai Masyarakat sepakbola, penonton telah "mengasuh" para pemain timnas dengan cara yang luar biasa. Walaupun kekalahan 4-0 dari Jepang bukan barang aneh, tetap saja mental pemain timnas jatuh berserakan di rumput GBK. Dengan rasa sayang, penonton tidak beranjak dari tempat duduknya. Mereka tetap menyanyikan lagu Tanah Airku bersama pemain dan pelatih dan staff. Kebersamaan itu membuat runtuhan mental para pemain Kembali menyatu ke tubuh mereka. Para penghujat timnas setelah pertandingan jadi hanya sayup-sayup tanpa guna.

Kesabaran penonton membuahkan hasil. Dua gol ke Arab Saudi bikin timnas bertengger di urutan ketiga. Kalau Jepang mah jangan ditanya. Mereka mengoleksi angka 16. Bandingkan dengan urutan ke 2 dan ke 3 yang cuma mengoleksi angka 6. Perebutan runerup group jadi tambah seru.

Walaupun banyak negeri kujalani,
Yang mahsyur permai dikata orang,
Tetapi kampung dan rumahku,
Di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan,
Engkau kubanggakan.

Walaupun para pemain naturalisasi terlahir di negeri yang jauh, tapi kampung halaman nenek moyang mereka tak pernah terlupakan dan mereka banggakan. Makanya tidak heran kalau pemain naturalisasi bukan hanya hafal lagu itu, tapi juga bikin keharuan mendalam dan tentu saja menambah kekuatan untuk pertandingan berikutnya.

-Balyanur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun