Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Editor - Yang penting menulis. Dah gitu aja

Yang penting menulis. Dah gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Risma Bisa Marah Bisa Juga Kena Marah

2 Juni 2021   10:31 Diperbarui: 2 Juni 2021   10:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Rismaharini kalau sudah marah nggak ada yang bisa nahan, terkadang sampai nangis guling-guling. Itu waktu masih jadi walikota Surabaya. Sekarang Risma sudah jadi Mensos. Hari pertama kerjanya mendatangi langsung gelandangan yang ada di Jakarta. Itu kan kerjanya Dinas Sosial Pemda DKI. Risma tanpa kulonuwun dulu ke Pemda DKI, memboyong satu dua gelandangan di DKI untuk dipekerjakan di salah satu BUMN. Apa reaksi gubernur DKI Anies Baswedan wilayah tugasnya dipotong kompas oleh Mensos? Anies nampaknya cuek saja. Anies memang selalu menjaga lidahnya agar tidak ada yang tersinggung dan akan bikin gaduh. Kalau warganet mah gaduh sudah makanan sehari-hari, makanya nggak heran kalau Risma diolok-olok di Medsos.

Lain Anies lain Bupati Alor, NTT, Amon Djobo. Dia termasuk Bupati yang temparemental. Marahnya juga nggak kaleng-kaleng. Beraninya bukan hanya pada PNS atau cuma nurunin baliho, misalnya. Dia berani marahin Kasie Log Korem 161 Kolonel Imanuel Yoram Dionisius Adoe. Bahkan mengancam akan menembak sang kolonel gegara soal penandatanganan hasil rapat perihal sengketa tanah antara TNI dan Polri!

Risma mainnya memang kurang jauh. Kalau di Surabaya dia ngamuk sehebat apa pun nggak masalah. Mensos kan bukan cuma ngurusin Jakarta atau Surabaya. Di Jakarta di aman-aman saja kerja gubernur Anies dia potong kompas. Di Alor nggak bisa gitu. pasca badai seroja menerjang wilayah Alor pada awal bulan April 2021 lalu, Kemensos menggelontorkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH ). Bantuan yang mestinya disalurkan melalui Pemda Alor, malah salah alamat. Mensos memberikan kepada DPRD Alor untuk dibagikan kepada korban bencana.

Tentu saja kesongongan itu bikin Pak Bupati naik dia punya darah. ""Kita semua sama-sama urus negara ini dan tidak ada yang lebih hebat di negeri ini, tapi bantuan kemanusiaan itu harusnya pemerintah yang berikan kepada masyarakat, bukan DPRD!" amuknya. Mungkin dia marah karena bansos itu jadi dagangan politik, karena yang memberikan adalah Ketua DPRD Alor. Usut punya usut, ketua DPRD Alor adalah Enny Anggrek dari PDIP pula. Walaupun Pak Bupati menduduki kursi Bupati diusung oleh 7 parpol, salah satunya adalah PDIP. Mungkin Mensos menyangka aman lah kan Pak Bupati juga didukung oleh PDIP.

Namanya orang lagi emosi, kemarahan Bupati Alor merembet kemana-mana sampai menyoal rekam jejak Risma saat menjadi walikota Surabaya. Misalnya, Risma dituding bisanya cuma menanam kembang! Masih untung Pak Bupati nggak bilang, bisanya Cuma nyapu jalanan, cuma ngatur lalu-lintas!

Pak Bupati juga membandingkan kinerja Khofifah dengan Risma. Saat jadi Mensos, menurut Pak Bupati, Khofifah jauh lebih baik. Kebetulan saat di Surabaya, Risma juga sempat berseteru dengan Khofifah yang sudah jadi Gubernur Jatim.

Walhasil, anak buah Mensos diusir untuk segera meninggalkan bumi Alor. Pilihannya cuma dua, meninggalkan bumi Alor atau dilempar bangku! Tentu saja staff Mensos lebih memilih ngacir dari bumi Alor.

Potong kompas kerjaan Pemda baik yang di DKI maupun Alor bukan perkara manajemen saja, tapi bisa dimaknai sebagai penghinaan kepada pemda setempat. Potong kompas ngurusin gelandangan di DKI seolah ingin mengatakan, Anies nggak bisa ngurus orang terlantar. Salah alamat penyaluran bansos di Alor yang sama sekali tidak melibatkan Pemda, sama saja dengan mengatakan, Pemkab Alor tidak layak dipercaya untuk penyaluran Bansos.

Maka nggak heran kemarahan Bupati Alor yang menunjuk-nunjuk muka staff Mensos yang tertunduk gemetar. " Kalian sangka cuma kalian saja yang pintar! Pemkab di daerah itu bodoh semua! Padahal kalian lah yang bodoh! Masa penyaluran bantuan sosial diberikan melalui partai politik! Aturan dari mana itu! "

Staff Mensos wajahnya semakin pucat. Barangkali mereka membayangkan. Di Alor dimarahin Bupati. Setiba di Jakarta nanti bakal kena marah pula oleh Bu Menteri. Bisa saja Bu Menteri menumpahkan seluruh kekesalanya pada Bupati Alor ditimpakan seluruhnya pada staffnya. " Kalian goblooooooook! Huuuu huuuuu..."

Sumber berita :

https://regional.kompas.com/.../penyebab-bupati-alor...

https://regional.kompas.com/.../tak-hanya-marah-ke...

http://alorkab.go.id/new/index.php/pemerintahan/legislatif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun