Orba dulu pandai mengalihkan isu  karena media sepenuhnya berada dalam kontrol pemerintah. Setelah orba tumbang saya tidak lagi percaya ada pengalihan isu.
Sekarang ini isu pengalihan isu beragam warna dan motifnya. Ada motif upaya pengalihan isu dari tuduhan pengalihan isu. Begini. Si Badu sebagai pejabat publik sering mengucapkan pernyataan bodoh karena dia tidak tahu harus berbuat  apa. Dia juga mikir, kenapa saya jadi menteri ini, padahal saya tidak punya pengetahuan tentang hal ini? Maka supaya boss senang, setiap muncul yang diucapkan adalah radikal radikul saja. Boss senang dikasih makanan radikal radikul ditambah sedikit kecap.
Maka nggak heran, setiap pernyataannya hampir jadi trending topik sesaat. Jadi bahan tertawaan. Untuk menutupi kebodohannya, mulailah buzzeRp siluman bekerja. Cukup dengan dua kata, pengalihan isu. Ingin mengatakan, bahwa pejabat tersebut sebenarnya tidak bodoh cuma dia sengaja mengucapkan hal itu untuk mengalihkan isu.
BuzzeRp kerjanya lebih santai dan nggak perlu banyak ngeluarin kuota internet karena pancingan isu pengalihan isu itu dengan cepat dimakan ikan, berebutan pula. Bukan cuma ikan air tawar yang dalam kolam doyan umpan itu, ikan air asin pun doyan juga.
Maka selamatlah pejabat bodoh itu dari tuduhan bodoh. Dia sebenarnya sangat pintar, cuma dia berani dianggap bodoh demi pengalihan isu. Itu kesan yang ingin dicapai BuzzeRp siluman. Sebab kebodohan lebih kejam dari pembunuhan. Padahal walaupun jadi trending topik, kebodohan yang jadi bahan  tertawaan publik itu sebenarnya tidak mampu mengalihkan isu besar, cuma buat becandaan saja.
Tuduhan pengalihan isu itu sebenarnya pujian. Begini penjelasannya. Isu besar hanya bisa dialihkan oleh isu yang lebih besar. Itu kata kuncinya. Ketika ada politisi bau kencur dari parpol nol koma mendadak pasang baliho gede akan nyalon jadi capres, dikatakan sebagai pengalihan isu. Sebut saja inisialnya Giring. Kan sama saja dengan memuji Giring dan parpol guremnya itu. Â Karena dia dianggap mampu mengalihkan isu besar, berarti dia dianggap lebih besar dari isu besar itu.
Sekali lagi, Isu besar hanya bisa dialihkan oleh isu yang lebih besar. Isu kerugian Pertamina mampu dialihkan oleh isu dugaan pembakaran gedung kejaksaan. Itu pun bukan pengalihan isu, tapi isu yang muncul bukan dadakan tapi mungkin saja sudah direncanakan lama, bahkan mungkin jauh sebelum isu kerugian Pertamina. Jadi dua isu yang berdiri sendiri-sendiri, tanpa saling berhubungan.
Setiap peristiwa kan berjalan secara pararel. Disini ada kasus pembunuhan yang lagi trending topic, saat bersamaan ada kasus korupsi, saat bersamaan ada kasus narkoba, dan lainnya.Â
Makanya saya menangkap isu itu satu persatu tanpa curiga isu ini sebagai pengalihan isu yang itu. Karena kan hidup isinya bukan soal korupsi melulu, bukan soal narkoba melulu, bukan soal pembunuhan melulu. Masa saya nggak boleh menangkap isu korupsi selagi kasus pembunuhan  jadi trending topic. Kasus korupsi seolah dianggap sebagai pengalihan isu kasus pembunuhan. Seolah peristiwa lain nggak boleh jalan dulu selagi kasus pembunuhan sedang hangat-hangatnya. Nggak gitu lah.
Soal isu mana yang akan tergeser oleh satu isu baru ya tergantung kekuatan isu itu. Â Alamiah gitu saja. Hidup kan bukan hanya satu warna.
-Balyanur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H