Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Ferdi Sang Kodok

12 November 2019   07:17 Diperbarui: 12 November 2019   07:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: koleksi pribadi

Singkat cerita, dengan perjuangan yang menakjubkan, sampailah Ferdi di kolam istana. Tantangan berikutnya, maukah kodok-kodok peliharaan istana menerima kehadiran Ferdi?

Tentu saja tidak. Dari luar memang nampak kodok-kodok peliharaan istana itu hidup dalam keceriaan. Tapi yang terjadi sebenanya kodok-kodok peliharaan istana terjadi saling sepak. Bahkan para kecebong pun tidak aman. Hanya beberapa saja yang berhasil menjadi kodok. Selebihnya kalau tidak diinjak sampai mencret ya dimakan, dikunyah-kunyah, delepehkan di pojok kolam.

Ferdi dikepung oleh kodok-kodok istana. Matanya mulai berkunang-kunang melihat kodok-kodok itu melompat kesana kemari dengan lompatan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Maklum, kodok istana bukan makan nyamuk, tapi roti  lapis selai nyamuk, selai laron, dan vitamin ekstrak berbagai jenis serangga.

Dengan membawa rasa putus asa yang tak terhingga, Ferdi melompat kembali ke kolam butek pinggir lapangan, bergabung dengan kodok-kodok kelas kolam kotor. Barulah Ferdi tahu cerita mereka. Mereka juga dulu bercita-cita bergabung dengan kodok istana, tapi apa daya makanan mereka cuma nyamuk. Kaki mereka terlalu lemah untuk melawan kodok istana.

Ferdi ingin kembali membaca novel metamorphosis, tapi dia sudah lupa cara membaca. Lagipula mana boleh kodok masuk perpustakaan. Dia ingin tidur, siapa tahu bangun pagi sudah kembali jadi manusia. Tapi mana bisa tidur di tengah berisik kerak-kerok seperti itu. Ferdi yang biasa hidup berisik sekarang tersiksa oleh suara berisik. 

Suara kerak-kerok baru behenti kalau hujan turun. Hujan baru mau turun kalau ikan mau nimbul. Masa depan Ferdi tergantung sikap ikan. Ikan juga punya alasan kenapa dia nggak mau nimbul, karena takut sama bango yang delak delok siap melahap kalau dia timbul. Bango sudah terlanjur jadi ikon kecap, nomor satu pula.

*dimuat juga di bilikopini.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun