Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sudut Pandang Kang Emil, Sudut Pandang Bang Anies

28 Februari 2019   11:30 Diperbarui: 28 Februari 2019   11:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Emil meresmikan Sudut Dilan. Sumber foto : Pikiran Rakyat.com

 "Tadi saya melihat film ini, Dilan itu, sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya, dengan sudut pandang, dengan kamera yang pas gitu. Jadinya, semuanya apa, e, kaget dan menjadi sebuah booming. Ini sudah lebih dari berapa? Tujuh juta kan?" 

 Itu pendapat Jokowi setahun lalu, 25 Pebruari 2018 setelah menonton film Dilan. Entahlah, apakah karena ada kata sudut, maka Kang Emil punya ide bikin Sudut Dilan di sebuah taman di Bandung. Pembuatan Sudut Dilan menurut Kang Emil sangat bermanfaat dan menunjukkan keberpihakannya kepada pengembangan kebudayaan Jawa Barat. Sudut Dilan akan jadi tempat untuk mengekspresikan nilai sastra, sebab menurutnya, film Dilan mengekspesikan nilai sastra itu sendiri.

 Benar kata Jokowi, Dilan memang bisa bikin "semuanya, apa, e, kaget dan menjadi sebuah booming." Sebagian masyarakat kaget, Para budayawan kaget, pengamat kaget, sastrawan kaget. Salah satu yang kaget,  kritikus sastra Maman Mahayana.  Maman menyoal kontribusi Dilan.

 Maman mengusulkan agar orang nomor satu di Jawa Barat itu mempertimbangkan apakah sosok yang diusulkan memiliki kontribusi bagi bangsa Indonesia atau tidak. Bahkan, Maman menyebutkan jika hal itu sangat berbahaya dampaknya, terutama bagi masyarakat.
 "Kalau kemudian pemerintah atau siapapun membuat nama-nama yang belum jelas kontribusinya itu naif. Pelajari dulu lah sejarah atau cari orang-orang yang memang pantas. Itu sangat berbahaya," serunya.
 " Kalau pejabat melakukan seperti itu nanti akan ditiru oleh masyarakat. Itu orang tuna sejarah itu, latah dan ikut heboh pada sesuatu yang tidak jelas. Naif itu," lanjut Maman.

 Soal apkah novel  Dilan punya nilai sastra, Maman tidak mau buru-buru menilai. Banyak dikatakan jika novel Dilan karya Pidi Baiq tersebut belum layak untuk dijadikan simbol kesastraan, Maman mengungkapkan jika hal itu memang perlu dikaji lebih jauh.
 "Ya kita harus pelajari dulu novelnya layak atau tidak, seperti yang sudah jelas ya, karya maestro kita punya Pram (Pramoedya Ananta Toer), itu jelas kontribusinya dan itu sudah diterjemahkan berbagai bahasa harusnya itu yang diangkat," tutur Maman.

 https://www.viva.co.id/.../1125379-dilan-corner-dan-hari-dila...

 Gelombang kritikan bikin tensi darah Kang Emil naik. Pikiran Rakyat bikin judul berita, Ridwan Kamil Meradang Ditanya Urgensi Bangun Sudut Dilan. Dengan nada meninggi, ia meminta media massa tak membentur-benturkan persoalan mana yang penting antara  kebudayaan kontemporer dan tradisi. "Pertanyaanya memberi manfaat atau tidak, itu saja. Kalau memberi manfaat, kenapa tidak," kata Ridwan Kamil

 Nada Ridwan Kamil agak meninggi dan mulai mengarahkan tubuhnya kepada pewarta Pikiran Rakyat yang menanyakan alasannya memilih Dilan dari pada tokoh-tokoh Sunda atau Jawa Barat lain yang berjasa dalam pengembangan budaya.

 Pikiran Rakyat sempat memberikan contoh tokoh budaya Sunda seperti pedalangan Asep Sunandar Sunarya yang malah minim apresiasi dari pemerintah asalnya.

 "Kan saya bilang hidup itu kan gimana momentum, Anda engga mendengar apa yang saya perbincangan. Saya membangun pusat budaya di semua daerah menandakan keberpihakan gubernur pada budaya itu begitu rupanya," ucap Ridwan Kamil.

 Saya mau memandang dari sudut pandang kamera yang kurang pas, sudut pandang politik. Setelah melepaskan diri dari kubu Prabowo,  Kang Emil mendukung Jokowi 2 priode. Secara politik, tentu saja Kang Emil harus memulai lagi dari awal. 

Dukungan mayoritas warga Jabar yang telah mengusungnya ke kursi gubernur tidak bisa jadi jaminan dia bisa mengajak mayoritas warga Jabar untuk mengikuti dia mendukung  Jokowi. Para pengusungnya sebagian "Kang Emil yes, Jokowi yes. " Sebagian lagi, " Kang Emil yes, Jokowi no! "

 Merebut suara Prabowo di Jabar bukan perkara mudah. Tidak cukup dengan jalur keagamaan. Lha, anak-anak mudanya gimana?  Merayu anak-anak muda susah-susah gampang. Kang Emil merasakan bandelnya anak-anak muda yang meneriakan Prabowo di stadion Jalak Harupat saat Kang Emil nonton pertandingan antara Persib dan Arema.

 Film Dilan digemari anak-anak muda. Karakter penggemar film Dilan tentu beda dengan bobotoh Persib. Tapi di kotak suara nanti tanggal 17 April punya nilai suara yang sama.  Memanjakan para penggemar Dilan yang lumayan banyak tentu punya dampak positif bagi electoral Jokowi.
 Namanya sudut pandang yang kurang pas, bisa saja begitu bisa juga nggak.

 Sekarang saya mau bicara soal Anies Baswedan, Gubernur DKI. Walaupun sinetron Si Deol Anak Sekolahan menjadi booming dipandang dari sudut mana pun, ketika Anies kampanye nggak kepikiran  menjanjikan akan bikin Pojok Si Doel. Salah satu janji kampanye Bang Anies adalah akan bikin Taman Benyamin Sueb. 

 Setelah terpilih menjadi gubernur, Anies melunasi hutang janjinya. Gedung eks Kodim 0505/JT yang berada di Jalan Raya Bekasi Timur, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur dijadikan  Taman Benyamin Sueb.

 "Alhamdulillah apa yang dijanjikan saat masa kampanye kemarin untuk mendirikan pusat kebudayan Benyamin Sueb hari ini terbayar tunai," kata Anies  kepada awak media, Sabtu (22/9/2018)

 Soal seniman serba bisa  almarhum Benyamin Sueb yang akrab dipanggil Bang  Ben,  bukan hanya punya kontribusi bagi warga Jakarta. Sebagai seniman kelas nasional, tentu Bang Ben juga menjadi kebanggan warga NKRI

 Bang Aneis beruntung tidak dibebani balas budi parpol pendukungnya untuk menjadi timses Prabowo. Bagi Prabowo, Anies bekerja melayani warga Jakarta dengan baik sudah merupakan sumbangan besar bagi elektabilitas Prabowo. Makanya Anies jadi lebih leluasa membangun Jakarta tanpa direcokin kampanye dan setiap minggu harus bikin pernyataan dukungan pada Prabowo.

Sumber Foto : TribunJakarta.com
Sumber Foto : TribunJakarta.com
 Itulah bedanya Kang Emil dengan Bang Anies. Kang Emil disamping harus memikirkan membangun Jabar, juga harus mencari jalan agar Jokowi menang di Jabar. Terserah bagaimana caranya. Mau bikin sudut Dilan kek, sudut apa kek. Terserah. 

 Bikin sudut Dilan saja sudah menuai kritikan yang bikin Kang Emil meradang, gimana mau bikin terobosan lain untuk merayu warga Jabar agar mau memilih Jokowi. Tabahkan hatimu, Kang. Dilan saja kuat menahan rindu, masa Akang nggak bisa menahan kritikan tajam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun