Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Radikal dan Saracen Kembali ke Alamat Pengirimnya

8 Februari 2019   15:02 Diperbarui: 8 Februari 2019   16:54 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika ingin menggambarkan perjuangan kala itu, yang lebih tepat frasa yang digunakan adalah masa patriotisme, yakni masa-masa menentang dan melawan penjajah," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini   melalui siaran pers.

Kalau diganti dengan patriotisme maka tentu saja akan memunculkan soal baru. Kan disitu juga ada PKI. Apakah buku itu nanti akan menempatkan PKI juga sebagai patriot?  Sudahlah, itu urusan mendikbud, mau direvisi kaya apa kek nantinya.

Sejak kapan radikal berkonotasi negatif? Sejak pemerintah ini berkuasa. Perang terhadap terorisme menyasar ormas Islam  yang dituduh sebagai kelompok radikal. Radikalisme adalah akar terorisme ! Maka ormas Islam seperti FPI, HTI, termasuk paguyuban 212 dituduh sebagai kelompok radikal yang harus diwaspadai.

Pemerintah seolah alergi bersentuhan badan dengan kelompok yang dituduh radikal ini. Dandim yang pernah nekad melatih bela negara pada FPI, kontan dimutasi. FPI nggak berhak ikut latihan bela negara!

Di mana posisi NU? O, mereka beda. Ormas Islam  ini adalah penganut Islam washatiyah, nggak ke kanan, nggak ke kiri, satu hal yang pasti setia pada pancasila dan NKRI. Bukan cuma itu, Banser Anshor adalah garda terdepan melawan radikalisme. Mereka juga ikutan mengirim tuduhan kepada ormas-ormas semacam FPI, HTI, dan paguyuban 212 sebagai kelompok radikal!

Maka tidak heran kalau NU berang ormasnya ditulis sebagai ormas radikal oleh Mendikbud, walau radikal dalam pengertian positif. Kan sama saja dengan istilah radikal yang kembali pada pengirimnya.

Sekarang soal Saracen. Ketika pentolan Saracen ditangkap, hebohnya minta ampun. Seolah ada persekutuan besar yang melibatkan tokoh politik nasional yang akan bikin kacau via medsos. Polisi berjanji akan membongkar tokoh politik yang menjadi dalang di balik Saracen.

Walhasil, ujungnya cuma soal kesalahan tukang servis internet dan emak-emak yang mengeritik ucapan seorang menteri. Tapi karena hebohnya sudah bikin takut seantero jagad republik ini, maka siapa saja yang dituduh terlibat Saracen, sudah pasti celaka tiga belas!

Salah satu aktivis medsos yang rajin mengirim tuduhan Saracen  ke lawan politiknya adalah Abu Janda alias Arya Permadi. Mau Saracen beneran atau bukan, pokoknya yang berseberangan dengannya pasti dituduh Saracen!

Entah bagaimana ceritanya, facebook mengumumkan penutupan sejumlah akun, salah satunya akun FP Abu Janda. Facebook memasukan akun Abu Janda sebagai kelompok Saracen!

Tentu saja Arya Permadi ngamuk-ngamuk nggak karuan. Bukan soal akunnya yang ditutup, tuduhan dimasukan dalam daftar  Saracennya itu lho! Kan sama saja dengan tuduhan Saracen yang kembali ke alamat pengirimnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun