Sekalinya diberikan kesempatan oleh Jokowi, KHMA menjawab pertanyaan, bagaimana menyiasati penanggulangan terorisme tapi tidak menabrak HAM. KHMA malah bicara soal terorisme itu adalah perbuatan terkutuk dan seterusnya.
Panggung teater debat yang paling menarik adalah ketika pemandu debat minta pernyataan penutup dan saling mengapresiasi lawan debat ditutup dengan imbauan pilpres damai.Â
Jokowi hanya bicara singkat, tanpa mengapresiasi lawan debat dan imbauan pilpres damai. Waktu masih banyak tersisa, Jokowi ditawarkan, apakah akan memberi apresiasi pada lawan debat? Dengan tegas Jokowi bilang, tidak!
Padahal Prabowo bisa mengambil poin penuh pada sesi penutup ini. Tapi entah kenapa, sampai waktu berakhir, Prabowo juga tidak memgambil kesempatan emas itu untuk mengapresiasi lawan debat dan imbauan pilpres damai.
Setelah pemandu debat menegaskan kembali bahwa kedua paslon ini tidak mau saling menghargai, barulah Jokowi menyadari kesalahannya memahami apa yang diinginkan oleh pemandu debat.Â
Buru-buru dia bersama KHMA menghampiri Prabowo, dan Prabowo-Sandi menghampiri Jokowi, saling bersalaman, berangkulan hangat. Tapi pemandu debat malah melarang, karena memang belum saatnya berpelukan.
Sesi penutup ini menampilkan wajah debat yang kaku pada peraturan. Bisa jadi Jokowi dan Prabowo kurang paham dengan maksud pemandu debat yang minta saling mengapresiasi, tapi ketika kedua paslon ini saling berangkulan, mestinya pemandu debat membiarkan, kalau perlu menambahkan, " "Walaupun tidak diucapkan secara verbal tapi rangkulan ini sebagai bentuk saling menghargai kedua paslon. Tepuk tangaaaan..." Tapi karena pemandu debat terpaku pada peraturan, hingga menimbulkan kesan, imbauan pemandu debat agar kedua paslon saling menghargai hanya imbauan formalitas saja. Begitulah.
Kalau ditanya, siapa pasangan capres yang paling unggul dalam debat pertama ini? Pendukung Jokowi pasti bilang, Jokowi-Ma'ruf laaah...Pendukung Prabowo bilang, Prabowo-Sandi lah... dan medsos pun tambah berisik.Â
Kalau saya ditanya, siapa man of the match debat pertama ini? Saya akan jawab, Sandiaga Uno. Dia pandai menyiasati waktu, bahkan untuk jatah waktu yang hanya beberapa detik saja, dia bisa mengukurnya dengan sangat tepat dengan narasi yang pas mantab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H