Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Simbol Semangat Perang Badar dan Perang Uhud

6 September 2018   08:38 Diperbarui: 6 September 2018   09:12 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam konteks  pilpres, Koalisi petahana lebih banyak dari koalisi oposisi. Dari segi  persiapan , sumber daya, sumber pendanaan, fasilitas, dan sebagainya  juga jauh lebih siap dibandingkan oposisi. Satu hal yang tidak atau  kurang  dimiliki petahana adalah militansi! Makanya Capres petahana  memompa  militansi itu dengan pidato yang kontroversial," Jika ada yang  menantang, jangan takut! Harus dilawan! " Hal ini tentu saja kita bicara  di luar faktor pertolongan tangan Tuhan. Karena apapun ceritanya, tetap  saja faktor pertolongan Allah atau tangan Tuhan tetap yang menjadi  penentu.

 Kelompok yang lebih sedikit biasanya akan lebih militan  dalam memperjuangkan idenya karena tantangan yang mereka hadapi lebih  banyak ketimbang kelompok yang lebih besar dengan falistitas yang  memadai. Kelompok yang lebih sedikit dengan segala kekurangan berbagai  hal juga cenderung lebih kreatif . 

Kalau meminjam konsep Putu Wijaya  dalam hal kreatifitas adalah, " Berangkat dari yang ada. " Jika mereka  hanya punya sebatang bambu, maka dengan kreatifitas mereka jadikan bambu  itu menjadi bambu yang bisa membuat orang berdecak kagum dan viral.  

Jika mereka hanya punya sebuah kaos murahan, mereka akan tulis kaos itu  dengan kreatifitas kata yang membakar semangat hingga membuat takut  pihak lawan.

Kelompok yang  lebih besar dangan ditaburi berbagai  macam fasilitas kecenderungannya menjadai abai berpikir kreatif  untuk  mencapai idenya karena mereka merasa sudah menang sebelum bertanding.  Mereka malah punya kecenderungan menjiplak kreatifitas pihak lawan yang  lebih sedikit. Militansi juga terkadang tergerus oleh fasilitas yang  berlebih, tidak akan jalan kalau tidak ada yang memberi bensin. Dengan  keterbatasannya, kelompok yang lebih kecil dan punya keterbatasan, akan memahami bahwa mereka harus berjuang sendiri untuk mendapatkan bensin.

Kurang lebih seperti itulah pemahaman saya atas ucapan perang badar   yang diucapkan bunda Neno. Kalau diartikan sebagai perang beneran atau  qital, mau perang pakai apa? Senjata nggak punya. 

Setahun  kemudian terjadi perang uhud. Jumlah pasukan muslimin kurang lebih  seribu melawan pasukan musuh kurang lebih tiga ribu. Pasukan muslimin  sempat dibuat kocar kacir. Hamzah, paman Rasulullah bukan hanya gugur   terbunuh, tapi juga dibantai secara sadis oleh musuh. Penyebabnya adalah  pasukan pemanah kaum muslimin mengabaiakan perintah komandan,   meninggalkan posnya karena takut tidak kebagian harta rampasan perang.

Maka pertanyaan bunda Neno, " Apakah ada yang mau seperti pasukan  pemanah? "  Dalam konteks kekinian adalah, apakah  ada diantara kalian  yang  akan meninggalkan barisan karena tergiur harta? Atau bisa juga,  rapatkan barisan. Satu komando. Jangan memisahkan diri dari barisan  karena tergiur harta. Kurang lebih seperti itu.

Pada acara tujuh  belasan kemarin, warga dipompa semangatnya untuk membangun negeri ini  dengan narasi simbol perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa dan harta, mengangkat senjata mengusir penjajah. Kan nggak ada  yang mengatakan warga diajarkan berperang dalam pengertian perang  mengangkat senjata melawan "penjajahan" asing dan aseng. Itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun