Â
Kalau Brazil menganggap sepak bola seolah-olah sebagai " Agama, "  Fans Liverpool lebih dari itu. Entahlah. Apakah ini sebagai sinonim atau  antonim dari "tasyabuh." Sebagian fans club sepak bola Liverpool bukan  hanya mengagumi gelandang sayap Mohamed Salah yang muslim itu, tapi  lebih dari itu. Coba dengar nyanyiannya
Mo Sa-La-La-La-La-La -
Mo Sa-La-La -
Kalau dia baik untukmu
Dia baik untukku.
Kalau dia mencetak beberapa goal lagi
Maka aku akan menjadi muslim.
Kalau dia baik untukmu
Dia baik untukku
Dia bersimpuh di masjid
Di sinilah aku ingin menjadi.
Mo sa-La-La -
Mo sa-La-la
Dan  kemarin Salah mencetak goal lagi pada laga Liga Champion melawan  Porto. Bukan hanya goal yang indah, tapi juga bisa menyihir fansnya.  Salah mendapat umpan matang di depan gawang lawan. Dia melambungkan bola  dengan dengkulnya hingga mengecoh kiper, lalu dengan tenang dia menyundul, dan goaaaal...
"If he scores another few
then I'll be Muslim too"
Mohamed Salah Ghaly lahir di El Gharbia, Mesir, 15 Juni 1992. Sebelum  menjadi jagoan Liverpool dia bermain di club Basel, Chelsea, Fiorentina,  AS. Roma, dan bersinar di Liverpool.
Kalau Gabriel Batistuta  menjadi pahlawan Fiorentina sampai dibuat patung segala, atau Totti di  AS Roma, Salah bisa saja akan menjadi Gabriel Batistutanya Liverpool  kalau dia setia pada Liverpool. Kalau Batistuta berjuluk Batigoal,  mungkin Salah akan berjuluk Salagoal.
Tapi biasanya club besar  akan menggodanya dengan nilai transfer gila-gilaan. Entahlah, apakah  Salah akan tergoda setelah fansnya menyanyikan lagu yang sudah sampai ke  ranah agama yang dianutnya.
Kalau saja di liga 1 Indonesia ada  nyanyian fans seperti itu, sudah dapat dipastikan clubnya akan kena  denda jutaan rupiah. Dianggap penonton radikal, memainkan isu Sara dalam  sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H