Wong cilik cuma ada dalam puisi tidak ada dalam hati penyair
Wong cilik cuma ada dalam syair tidak ada dalam hati penyanyi
 Kalau nggak percaya tanya sama Anies Baswedan. Berpihak pada wong cilik  itu tidak mudah. Penuh tantangan dan rintangan.  Wong Sugih  menafsirkannya sebagai ancaman kepada wong sugih, wong setengah sugih  menganggapnya sebagai lawakan.
 Padahal wong cilik kerap  diagungkan pada tiap pemilu. Kerap muncul dalam puisi. Kerap dinyanyikan  penyanyi. Bahkan boleh dibilang, ada penyanyi yang menjadi sangat  terkenal karena dianggap berpihak pada wong cilik.
 Tapi ketika  pemilu usai, wong cilik tinggal kenangan. Ketika penyair selesai  membacakan puisinya, wong cilik hilang dalam hatinya. Ketika penyanyi  selesai konser, wong cilik tak lagi dilirik. Mungkin karena saking  ciliknya hingga tidak kelihatan.
 Wong cilik cuma ada dalam puisi tidak ada dalam hati penyair
Wong cilik cuma ada dalam syair tidak ada dalam hati penyanyi
 Kalau nggak percaya, silakan tanya sama Anies Baswedan.
Ketika Anies memberikan lahan pada PKL, wong sugih dan setengah sugih bikin petisi penolakan.
 Pengendara sepeda motor yang oleh wong sugih dianggap "sampah" jalanan,  kembali diberi ruang oleh Anies Baswedan, dituduh kebijakan kemunduran
 Tukang becak yang akan diselipkan di kampung-kampung dan gang-gang,  Partai yang mengaku pembela wong cilik mau bikin hak interpelasi  kepagian.
Wong setengah sugih lebih kurang ajar lagi. Mereka mengejek penarik becak dengan membuat meme Becak Online yang disingkat Beol.
 Wong cilik tidak diberi kesempatan buat bernafas oleh wong sugih dan setengah sugih.
Karena mereka tahu, wong cilik nggak mungkin bikin petisi balasan.
Karena meraka tahu, wong cilik nggak bakal demo menolak interpelasi.
Karena mereka tahu, wong cilik nggak pernah mikir buat bikin meme balasan.
Wong cilik terlalu sibuk memperpanjang nafasnya dari hari ke hari.
 Wong cilik juga terlalu sibuk buat membuka lembaran undang-undang.  Tanpa mereka buka pun mereka tahu, undang-undang bukan buat mereka.  Makanya mereka lebih baik menahan dorongan satpol PP daripada pulang  tidak membawa hasil. Bagi mereka yang penting hidup itu berjuang, soal  hasil serahkan pada Tuhan. Mereka juga teralu sibuk buat  memuji pejabat  yang memberi lahan. Bagi mereka, diberi lahan atau tidak diberi lahan,  tetap berjualan. Sebab nafas harus terus diperpanjang dari hari ke hari.
 15012018
 Berita terkait.
 Soal kebijakan becak, Anis sudah bilang, "Jangan membayangkan becak  akan beroperasi di MH Thamrin, Jalan Sudirman atau jalur protokol.  Tidak. Yang saya maksud itu becak yang beroperasi di kampung-kampung,"  kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (15/1).
 Dia juga meminta  media tak berlebihan mengolah isu terkait becak tersebut. "Media ini  suka menggoreng-goreng. Padahal yang dimaksud bukan begitu," tutupnya.
 https://www.cnnindonesia.com/.../anies-hidupkan-becak-fraksi-...
 Tapi kaum tanpa sumbu sudah meledak duluan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H