Inisial bisa menunjukan seseorang populer. Misalnya, SBY sudah pasti yang dimaksud Soesilo Bambang Yudhoyono. Kalau menyebut singkatan JOKOWI sudah pasti Joko Widodo, JUPE sudah pasti Julia Perez. Tentu saja tidak ada hak patennya, masyarakatlah yang mematenkan. Abu Rizal Bakrie ikutan genit ingin mematenkan inisial ARB. Mungkin supaya populartiasnya terkatrol. Caranya dengan gencar mengiklankan inisialnya, tapi niatnya tidak integreted, karena anak buahnya masih menyebut “ Bang Ical.” Bagaimana masyarakat akan mematenkan inisialnya kalau anak buahnya saja enggan menyebut inisial ARB.
Inisial juga dimaksud untuk melindungi seseorang dari pencemaran nama baik karena diduga melakukan perbuatan melawan hukum. Tapi inisial juga yang menjadikan tuduhan jadi liar kemana-mana. Kalau di satu instansi ada tiga atau lebih inisial yang disebut melanggar hukum, maka ketiga atau lebih orang yang berinisial sama akan kena dampaknya.
Sekarang lagi rame membicarakan daftar inisial pemeras BUMN. Ini daftar Inisial itu : AK, IM, SN, NW, BS (Golkar) PM, EV, CK (PDIP) AR, IR, SUR ( PKS) FA (HANURA) ALM, NAS, (PAN) JA, SG, MJ (PD) MUZ (GERINDRA) Info: Humas BUMN.
Kalau kita sebut BS dari parta Golkar, maka tentu kita yakin yang dimaksud adalah Bambang Soesatyo, karena dia yang sering tampil di TV. Tapi apa di Golkar cuma ada satu BS? Mungkin saja, karena dari daftar pemeras BUMN yang beredar luas, hanya BS yang Bambang Soesatyo yang kebekaran jenggot minta klarifikasi. Dahlan sudah dengan tegas menyebut BS yang diamksud bukan Bambang Soesatyo.
Lalu FA dari Hanura siapa? Kalau dsiebut FA suami dari artis cantik, pasti yang dimaksud Farhat Abas, Tapi FA dari Hanura siapa lagi kalau bukan Faisal Akbar? Kalau misalnya Faisal minta klarifikasi, kemudian Dahlan Iskan akan menyebut, bukan Faisal yang dimaksud, wooow nanti Dahlan akan merangkap jabatan menjadi menteri klarifikasi
Semakin diklarifikasi, semakin bingung rakyat dibuatnya. BS bukan Bambang, FA bukan Faisal, Golkar bukan partai Golkar yang itu, Hanura bukan partai Hati Nurani Rakyat, Partai Demokrat bukan Partai Demokrat yang itu. Lho? Partai Demkorat yang mana lagi? Memangnya Partai Demkorat cuma ada di sini? Di Amerika juga kan ada Partai Demokrat. Ayo siapa cepat minta klarifikasi dia yang dapat. Antri yang tertib ya….
2 Nopember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H