Mohon tunggu...
Balya Malaikan
Balya Malaikan Mohon Tunggu... -

Hanyalah seorang manusia yang mencoba terus belajar menaklukan malam-malam panjang....bersama Tuhan dan Kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rangkaian Hujan

10 November 2011   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TETESAN HUJAN

Renungan tuhan di kala fajar

Terbelah di antara rerumputan dan alunankembara.

Tak kunjung reda asap rokok yang muskil.

Apkah kau lupa atau pura2 lupa bahwa waktu adalah keniscayaan.

Kita berdiri di gang sunyi....pada titian wakyu yang sepi

Mengharap sayup-sayup suara yang hilang.

Di antara kemanusiaan dan kebiadaban.

Jogja, November 2011

Senjaku

Aku kan katakan....wahai...senja

Bahwa dirimu hanya bagian dari perjalananku

Sebuah senja yang ingin menutup Dirinya dalam genangan air mata, Diguyur hujan dalam tangis para malaikat yang tertunduk lesu dalam

Kelamnya awan dan detak nadi yang tak dapat dihitung dengan jari.

Mata mulai sembab dengan rintik tangis kelu, dan diam yang tak berbahasa.

Untukmu senja aku mohon

jangan kau ceritakan ini pada sadisnya malam

Itu saja...

Jogja, November 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun