Mohon tunggu...
Balya Malaikan
Balya Malaikan Mohon Tunggu... -

Hanyalah seorang manusia yang mencoba terus belajar menaklukan malam-malam panjang....bersama Tuhan dan Kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesaksianku

5 November 2011   14:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menyambutmu dengan segala kegembiraanku

Semoga kelak ketika ditanya tentang segala amanat

Kau adalah saksi yang nyata tentang aku

Bahwa aku pernah membasuh muka dengan segala gema yang telah menancap di pusaran hatiku

Pijakan kaki yang membahana untuk suatu keikhlasan

Adalah nafas denganmu

Bersama puji-pujian yang terus dikumandangkan

Di setiap atap-atap pesembahyangan

Aku tak dapat pungkiri

Bahwa kau mampu mengangkat segala bentuk perjuangan

Hingga menjadi suatu kemenangan

Sebagaimana Shalahudin Al-ayubi menyuarakanmu

Guna menaklukan segala bentuk kedholiman

Bagaiamana bangsa ini hingga mampu

Meneriakkan tentang arti suatu kemerdekaan

Bagaimana pula negri initergunjang

Oleh luapan amarah sang alam

Berawal dari sang fajar menyingsing

Yang dibelah melewati pucuk-pucuk gunung

Kau membelai dengan indah

Tanpa melihat mana sikaya dan simiskin

Mana siraja dan sijelata

Tak luput darimu pula

Jenazah-jenazah yang terkubur oleh sang alam

Hingga membekas dalam keharuan

Sungguh kau adalah penasehat bagi manusia

Untuk lebih mengerti bagaimana bersanding dengan alam

Kau begitu anggun dengan segala kesuciannya

Sampai di pojok-pojok masjid

Kau tetap sebagai kekasih dalam wirid yang panjang

Aku merasa hina setiap kau hadir

Dalam batas dosa-dosaku

Tak luput dari itu

Kau mengikuti di setiap salam dan senyum sang insan

Aku hanya ingin bersemanyam dalam kebesaranmu

Untuk mengerti begitu kecilnya aku

Disetiap hurufmu

Tersimpan segala kearifan

Akupun tertunduk lesu kala kau melengking

Menghujam dalam setiap detakan jantungku

Menyapa jiwa-jiwa kebencian

Menggema hingga pada batas peraduan

Dan kau tetap bersamaku

Hingga lembayung senja menatapku

Melalui temaramnya kau memeluku

Aku resah

Aku sedih

Rinduku padamu adalah harap

Pertemuan dihari nanti

Semoga gusti meridhoi

Allahuakbar……Allahuakbar….Allahuakbar….Walilahilham…

Jogja, 9Dhulhijjah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun