Aku menyambutmu dengan segala kegembiraanku
Semoga kelak ketika ditanya tentang segala amanat
Kau adalah saksi yang nyata tentang aku
Bahwa aku pernah membasuh muka dengan segala gema yang telah menancap di pusaran hatiku
Pijakan kaki yang membahana untuk suatu keikhlasan
Adalah nafas denganmu
Bersama puji-pujian yang terus dikumandangkan
Di setiap atap-atap pesembahyangan
Aku tak dapat pungkiri
Bahwa kau mampu mengangkat segala bentuk perjuangan
Hingga menjadi suatu kemenangan
Sebagaimana Shalahudin Al-ayubi menyuarakanmu
Guna menaklukan segala bentuk kedholiman
Bagaiamana bangsa ini hingga mampu
Meneriakkan tentang arti suatu kemerdekaan
Bagaimana pula negri initergunjang
Oleh luapan amarah sang alam
Berawal dari sang fajar menyingsing
Yang dibelah melewati pucuk-pucuk gunung
Kau membelai dengan indah
Tanpa melihat mana sikaya dan simiskin
Mana siraja dan sijelata
Tak luput darimu pula
Jenazah-jenazah yang terkubur oleh sang alam
Hingga membekas dalam keharuan
Sungguh kau adalah penasehat bagi manusia
Untuk lebih mengerti bagaimana bersanding dengan alam
Kau begitu anggun dengan segala kesuciannya
Sampai di pojok-pojok masjid
Kau tetap sebagai kekasih dalam wirid yang panjang
Aku merasa hina setiap kau hadir
Dalam batas dosa-dosaku
Tak luput dari itu
Kau mengikuti di setiap salam dan senyum sang insan
Aku hanya ingin bersemanyam dalam kebesaranmu
Untuk mengerti begitu kecilnya aku
Disetiap hurufmu
Tersimpan segala kearifan
Akupun tertunduk lesu kala kau melengking
Menghujam dalam setiap detakan jantungku
Menyapa jiwa-jiwa kebencian
Menggema hingga pada batas peraduan
Dan kau tetap bersamaku
Hingga lembayung senja menatapku
Melalui temaramnya kau memeluku
Aku resah
Aku sedih
Rinduku padamu adalah harap
Pertemuan dihari nanti
Semoga gusti meridhoi
Allahuakbar……Allahuakbar….Allahuakbar….Walilahilham…
Jogja, 9Dhulhijjah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H