Mohon tunggu...
Balqis Syawlya
Balqis Syawlya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, prodi Teknik Informatika.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Viral! Sianida Ternyata Tidak Mematikan? Begini Kata Dr. Djaja

7 Oktober 2023   18:15 Diperbarui: 7 Oktober 2023   18:35 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Okezone Megapolitan

Sianida adalah senyawa kimia yang biasanya sering digunakan untuk membasmi hama dan serangga. Sianida seringkali disebut racun oleh masyarakat sekitar. Sianida pertama kali diproduksi massal di Prusia (Jerman) tahun 1786.

Bentuk sianida berupa gas, hidrogen sianida, garam dan kalium sianida. Di era Perang Dunia II, fungsi sianida adalah salah satunya digunakan untuk eksekusi massal menjadikan agen zat kimia di kamar gas berbahaya.

Pada kasus viral saat ini, yakni yang diduga pembunuah terhadap Mirna dikarenakan kopi didalamnya terdapat sianida.

Pembahasan kali ini, ialah pernyataan dari Dr.DJaja (ahli forensik) melalui podcast di Youtube dr.Richard Lee.

Ternyata pada kasus Mirna, bahwa lambung Mirna hanya terdapat 0,2 mg sianida. Yang artinya, hal itu yang ternyata tidak berbahaya bagi tubuh manusia. 

Mengapa demikian? karena sianida juga terdapat pada sekitar kita, contohnya pada Apel yang biasa kita makan, rokok, kacang Almmond, dan masih banyak lagi.

Pada kasus Mirna, dari pihak korban menyatakan bahwa Mirna telah meminum kopi sianida sebesar 7400mg yang artinya sangat banyak sianida didalam kopi  tersebut, namun kopi tersebut tidak diminum sampai habis. Hal itu ditebas dan tidak logis menurut Dr.Djaja, "Apabila didalam kopi tersebut terdapay 7400mg sianida, maka satu ruangan bakal mabuk.", ujar Dr.Djaja.

"Yang artinya, apabila Mirna kopi tersebut, maka pasti 150mg yang masuk ke dalam lambung. Dan orang yang kena racun sianida, kondisi lambung sangat merah serta mayat juga merah. Tetapi, saya pada saat pertama kali melihat bahwa mayat tersebut biru, tidak merah serta lambung Mirna tidak merah melainkan hitam, yang artinya bahwa ada tukak di lambung kemudian darah bercampur dengan air yang ada dilambung jadilah hitam, tidak ada sama sekali bahwa Mirna teracuni sianida.", ungkap Dr.Djaja 

Dan perlu diketahui bahwa apabila manusia teracuni biasanya dari hawanya sudah tercium bau pahit. Pada kasus ini, bahwa Mirna tidak terdeteksi hawa yang diracuni. 

Logikanya juga, apabila teracuni sianida lebih dari 10mg, maka ditempat kejadian juga Mirna akan langsung wafat. Sedangkan, ditempat kejadian Mirna masih hidup dan di UGD juga sempat hidup. 

Jadi, Dr.Djaja memutuskan bahwa Mirna tidak teracuni sianida, melainkan ada hal lain yang menyebabkan Mirna wafat, bisa jadi karena maag/asam lambung(gerd) atau hal lainnya (namun masih belum di otopsi lanjut).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun