Mohon tunggu...
Balqis Munfaridah Sinambela
Balqis Munfaridah Sinambela Mohon Tunggu... Lainnya - DPl: Drs. Elli Warnisyah Harahap M.Ag

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Wabah di Masa Rasulullah dan Bagaimana Menanganinya

2 Agustus 2020   12:30 Diperbarui: 13 Agustus 2020   15:16 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ka'bah Pada Zaman Nabi

Tepat pada bulan Desember 2019 di Wuhan RRC, Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 telah menghebohkan dunia. Pasalnya, virus ini ialah virus yang baru dikenal tetapi kini telah menyebarluas dengan sangat cepat. Virus corona menular dari satu objek ke objek lain, dari satu manusia ke manusia lainnya. Akhirnya ia ditetapkan sebagai wabah pandemi yang berbahaya. Karena virus baru, maka memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk meracik obat penangkalnya. Ia adalah satu dari sekian wabah penyakit yang telah menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Coronavirus adalah kelompok virus yang menyebabkan peradangan pada sistem pernapasan hingga kematian. Secara klasik virus corona mula-mula diketahui pakar medis sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960.

Wabah pandemi yang ada saat ini, bukanlah peristiwa pertama kali yang muncul di zaman modern ini. Wabah bahkan telah terjadi 14 abad silam. Bila menoleh kepada sejarah di masa lampau, kita dapati bahwa dimasa Rasulullah SAW. pernah muncul beberapa wabah yang menimbulkan korban jiwa. Penyakit infeksi akut yang menular dengan sangat cepat hingga dapat menimbulkan kematian. Penyakit yang melanda kehidupan manusia kala itu hingga menimbulkan rasa khawatir bagi semua orang dikarnakan tak sedikit memakan korban jiwa.

Wabah penyakit tersebut di antaranya penyakit tha’un, penyakit kudis, cacar air, penyakit campak dan sebagainya. Tidak hanya di zaman Rasullah, wabah mengerikan juga pernah melanda di masa ke khalifahan Umar bin Khatab berupa penyakit kolera. Saat itu khalifah Umar bin Khatab bersama rombongan akan melakukan perjalanan menuju Syam. Lalu beliau diberi saran oleh sesepuh Quraisy agar kembali ke Madinah. Semua kejadian tersebut terekam jelas dalam beberapa riwayat.

Dari sini dapat dipahami bahwa wabah atau pandemi bukanlah hal baru yang terjadi pada zaman kontemporer seperti sekarang. Namun, wabah juga telah terjadi dimasa Rasulullah dan para sahabatnya. Wabah yang melanda umat manusia di masa kini dan masa lalu berbeda macam wabah penyakitnya, tetapi proses transmisi dan risiko yang ditimbulkannya memiliki persamaan misalnya, lajunya transmisi virus yang dapat berujung pada kematian. Para sahabat Rasulullah Saw yang wafat disebabkan wabah di antaranya Abu Ubaidahbin Jarrah, Mu'adz ibn Jabbal, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib,Syarahbil bin Hasanah dan selainnya.

Bagaimana Nabi Muhammad Saw sebagai Kepala Negara pada saat itu menangani wabah tersebut terlihat dari sikap bijaksana beliau berdasarkan bimbingan wahyu. Terdapat tiga upaya yang ditempuh sebagai jalan keluar dari berbagai wabah penyakit yang menimpa. Pertama, upaya preventif, upaya kuratif dan ketiga edukatif.

1. Upaya Awal Nabi Ialah Preventif atau Tindakan Pencegahan

Pada masa itu Nabi memerintahkan umat Islam tidak memasuki wilayah yang terjangkit wabah, seperti pes, lepra atau kusta, serta penyakit menular lainya. Demikian pula yang berada di daerah yang tengah terjangkit wabah hendaknya berdiam diri tidak boleh meninggalkan tempatnya. Saat ini kita mengenal istilah isolasi mandiri, jaga jarak dan karantina.


Kebijakan Rasul tersebut terbit melaui sabdanya,

إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تُقْدِمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

“Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu.”

Cara isolasi yang diterapkan Nabi Muhammad Saw terbukti dapat mencegah penyebaran wabah untuk menular ke wilayah-wilayah lain. Untuk mengetahui apakah perintah tersebut dipatuhi, Nabi Muhammad saw. membangun tembok di sekitar wilayah yang penduduknya terkena wabah. Beliau juga mengikrarkan bahwa siapa  yang bersabar bahkan hingga ia wafat akan mendapatkan pahala syahid. Adapun orang-orang yang kabur dari wilayah tersebut diancam akan menjumpai petaka dan binasa.

Wabah virus corona yang terjadi saat ini ada kesamaan dengan yang terjadi di zaman nabi, sehingga penanganannya pun tidak jauh beda. Oleh karena itu, untuk memberantas wabah kala itu salah satu cara ialah dengan mengimplementasikan upaya karantina atau isolasi mandiri terhadap pasien yang terjangkit. Saat itu Rasul memerintahkan warganya untuk tidak mendekat dengan para penderita kusta.

Sedangkan, apabila tengah berada di wilayah yang tertimpa wabah, maka mereka dilarang keluar dari wilayah itu. Inilah upaya karantina dan isolasi terutama bagi yang tinggal jauh dari pemukiman penduduk. Saat proses isolasi, para penderita akan diperiksa secara rinci. Kemudian diupayakan langkah-langkah pengobatan dengan pengawasan ketat. Selama proses isolasi berlangsung, didatangkan tenaga medis yang ahli dan mampu melakukan pengobatan yang efektif kepada pasien. Para petugas dalam proses isolasi dilengkapi pengamanan khusus agar mereka tidak ikut tertular. Disamping itu pemerintah pusat tetap harus mensuplai pangan kepada rakyat yang terisolasi.

2. Upaya  Kuratif atau Tindakan Perbaikan

Seperti pemberian obat kepada penderita suatu penyakit dan kepada anjuran mengkonsumsi makanan sehat bergizi bagi yang tidak terjangkit. Nabi menganjurkan kepada segenap umatnya untuk mengkonsumsi obat sesuai kadar dan dosis dokter. Hal ini termuat dalam sebuat riwayat berikut ini,

تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا وَقَدْ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً إِلَّا السَّامَ وَالْهَرَمَ

“Berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah swt. tidak meletakkan suatu penyakit melainkan Dia juga meletakkan obat padanya, kecuali kematian dan pikun.”

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah azza wajalla.”

Rasulullah menegaskan bahwa apabila suatu penyakit dipertemukan dengan obat yang cocok, maka penyakit bisa disembuhkan atas izin Allah SWT. Pun sebaliknya, obat yang dikonsumsi melebihi dosis atau tidak berbanding dengan kadar penyakitnya dapat menyebabkan munculnya penyakit lain. Demikian pula apabila dosis yang diresepkan kurang dari kadar yang dibutuhkan, maka itu tidak akan cukup untuk mengatasi penyakit tersebut.

Sedangkan apabila penyakit dan pasien tidak ditangani dengan obat dan penyembuhan yang tepat, maka mortalitas akan terus meningkat. Demikian pula bila waktu perawatan tidak sesuai dan tubuh tidak sanggup merespons atau tidak sesuai dengan obat yang dibutuhkan, maka proses pengobatan tidak akan berjalan lancar. Hal ini sejalan dengan mekanisme medis saat ini.

3. Upaya Edukatif Berupa Memberi Pengetahuan Kepada Masyarakat

Agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal. Selain itu Nabi juga menganjurkan untuk rutin berolahraga. Semua upaya tersebut telah tercantum dalam beberapa ayat maupun hadist.

Sedangkan implementasi upaya edukatif saat ini dapat berupa kampanye dan pengumunan melalui media-media fisik maupun elektronik seperti spanduk, banner, baligho, iklan tv dan media sosial internet. Pesan-pesan pemerintah dan lembaga-lembaga kesehatan berisi imbauan dan petunjuk menjaga kesehatan seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan meningkatkan sistem imun dengan berolahraga. Upaya ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap publik agar dapat menghargai begitu pentingnya memelihara kesehatan dan kebersihan di tengah kondisi pandemi virus corona.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun