Mohon tunggu...
Balqis Nurul Izah
Balqis Nurul Izah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

intrest di bidang lingkungan, kecantikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menerapkan Konsep Green Product Sebagai Pelaksanaan Etika Bisnis

17 Desember 2023   13:18 Diperbarui: 17 Desember 2023   13:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Selain mendapatkan profit, perusahaan dituntut untuk memproduksi dengan ramah lingkungan karena, kelestarian merupakan aspek penting yang harus menjadi perhatian pihak manajemen. Tetapi untuk membangun kultur perilaku ramah lingkungan perlu kesabaran dan kesinambungan karena, saat ini tantangan dalam persaingan bisnis bukan hanya persaingan global, tetapi juga tantangan lingkungan alam.

            Pemanasan global telah terdengar sampai saat ini dan kondisi bumi kini kian mengkhawatirkan. Menurut Copernicus Climate Change Service (C3S), pada bulan September tahun 2023 rata-rata suhu udara permukaan global telah mencapai 16,38 derajat Celsius (C).

C3S dalam laporan surface air temperature for September 2023 mengatakan, " Pada September 2023 adalah bulan terpanas yang pernah tercatat secara global," Hamipir semua orang mulai pimpinan Negara sampai lembaga besar dan organisasi kecil gencar menyuarakan pemanasan global. Bagaimana cara menyelamatkan lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

             Namun, di sisi lain, masih banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran dengan tidak menjaga lingkungan yang bersih. Contohnya seperti Indofood dan Garudafood yang bergerak di bidang makanan dan minuman dapat menyebabkan kerusakan lingkungan akibat limbah bungkus makanan dan minuman yang mereka produksi (IDN Financials, 2020), Semen Indonesia yang telah merusak lingkungan akibat kegiatan penambangan bahan baku semen (Detiknews, 2017), Adidas yang merupakan perusahaan fashion juga ikut serta menyumbangkan sampah yang merusak lingkungan contohnya seperti sisa bahan fashion yang sudah tidak digunakan atau tidak terpakai lagi (ITS News, 2022) dan Honda yang merupakan produsen kendaraan bermotor telah merusak lingkungan dengan asap dari kendaraan bermotor yang diproduksi dari kendaraan mereka (Wahana Honda, 2022). Mereka semua hanya mementingkan keuntungan tanpa mempedulikan hukum etika bisnis yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku orang atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau salah.

            Prinsip-prinsip Global Compact memiliki pedoman umum dalam melaksanakan green business untuk green product. Berikut adalah kebijakan Global Compact (RI, Undang-Undang RI Nomor 27 tahun 2021, Tentang Izin Lingkungan), Tentang Izin Lingkungan :

1) Bisnis semestinya mendukung dan menghargai proteksi HAM yang telah did eklarasikan secara internasional.

2) Memastikan bahwa tidak terlibat dalam eksploitasi HAM

3) Bisnis semestinya mendukung kebebasan berserikat dan menghargai hak untuk berunding secara kolektif

4) Penghapusan semua bentuk kerja paksa

5) Penghentian secara efektif keterlibatan pekerja anak

6) Penghapusan diskriminasi dalam kesempatan dan jenis pekerjaan

7) Bisnis semestinya mendukung pendekatan pembatasan pelanggaran lingkungan

8) Mengambil inisiatif untuk lebih bertanggung - jawab terhadap lingkungan

9) Mendukung pengembangan dan distribusi teknologi yang akrab lingkungan

10) Anti korupsi.

Sumber : Ida Hendrasih. Analisis Konsep Green Product, Vol. I No. 1 Maret 2017

            Mengingat sudah banyak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat operasional perusahaan yang hanya mementingan profit, sudah seharusnya perusahaan mulai melakukan inovasi produk dan menjadikan green product trend masa kini.

            Green Product merupakan produk yang dirancang untuk memiliki dampak yang sangat rendah bagi lingkungan. Menurut Feedough, Green Product merupakan produk berkelanjutan yang meminimalkan dampak lingkungan di seluruh life-cycle product hingga produk sudah tidak lagi bisa digunakan.

            Green Product ini dibuat dari bahan daur ulang yang dapat digunakan kembali, biodegradable, yang bebas racun dan tidak mengandung bahan berbahaya, serta berbahan baku sumber daya terbarukan yang pasti ramah lingkungan. Green product juga bisa mendapatkan sertifikasi tertentu dari organisasi atau lembaga independen yang bergerak pada isu keberlanjutan contohnya seperti, Energy Star dan The Forest Stewardship Council.

            Tujuan dari menciptakan Green Product adalah yang pasti untuk mengurangi limbah yang akan merusak lingkungan dan memaksimalakan efisiensi sumber daya. Dan supaya Green Product ini tepat sasaran, Green Product dapat dipasarkan dengan menggunakan strategi Green Marketing.

            Contoh dari Green Product yang sudah di pasarkan dan yang ada di pasaran adalah mobil hemat energy, sustainable fashion, plastik daur ulang, kemasan daur ulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun