Mohon tunggu...
Balqis Amalia
Balqis Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kisah Inspiratif Seorang Ayah yang Menghidupi Keenam Anaknya

7 Desember 2024   13:41 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun Mimpi, Meraih Karier 

Setelah melewati masa-masa sulit di awal pernikahannya, Oki Sujuki memutuskan untuk bangkit. Kesadaran akan tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang harus memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya menjadi dorongan terbesar baginya untuk mulai menata hidup. Ia tidak ingin terus-menerus berada dalam posisi bergantung pada orang lain atau menyerah pada keadaan. Dengan tekad kuat, ia memutuskan untuk mengambil langkah kecil demi mencapai kehidupan yang lebih baik. 

Namun, langkah awal itu tidaklah mudah. Oki mencoba berbagai pekerjaan untuk menemukan apa yang benar-benar sesuai dengan dirinya. Ia sempat ragu dengan keputusan untuk bekerja secara mandiri. Di satu sisi, ia merasa bahwa menjadi karyawan di sebuah perusahaan mungkin akan memberikan stabilitas keuangan yang lebih cepat.

Tetapi di sisi lain, prinsip hidupnya menuntunnya pada jalur yang berbeda. Ia meyakini bahwa bekerja untuk orang lain bukanlah jalan yang ingin ia tempuh. Oki ingin menjalani hidup dengan caranya sendiri yaitu berdiri di atas kakinya sendiri dan menciptakan peluang bagi orang lain. Prinsip ini membuat Oki memilih menjadi seorang wirausahawan. 

Ia percaya bahwa melalui wirausaha, ia tidak hanya bisa mencapai kebebasan finansial tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang. "Kalau saya bekerja untuk diri sendiri, saya bisa menciptakan pekerjaan untuk orang lain," pikirnya. Keyakinan ini menjadi motivasi utama yang terus mendorongnya untuk maju meski banyak rintangan menghadang. 

Dalam perjalanan membangun kariernya, Oki tidak langsung menemukan kesuksesan. Ia mencoba berbagai jenis usaha, belajar dari pengalaman, dan menghadapi banyak kegagalan. Ia memulai dari hal-hal kecil, seperti menjual barang dagangan, menawarkan jasa kepada teman-teman terdekat, hingga mencari peluang di dunia yang ia rasa punya potensi besar.

Meskipun sering kali hasilnya tidak sesuai harapan, Oki tidak pernah menyerah. Baginya, setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang mendekatkannya pada kesuksesan. 

Proses belajar ini juga mengajarkan Oki banyak hal, terutama tentang pentingnya membangun relasi yang baik dengan orang lain. Sebagai seorang wirausahawan, ia sadar bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh apa yang ia jual, tetapi juga oleh bagaimana ia berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ia mulai mempelajari cara menjalin hubungan profesional yang kuat, membangun kepercayaan dengan klien, dan menangani konflik yang muncul di dunia bisnis.

 

Tidak semua orang memahami jalan yang dipilih Oki. Oki mulai sering diragukan oleh kerabat dan teman-temannya. "Kenapa tidak cari kerja di perusahaan saja? Itu kan lebih pasti," komentar salah satu kerabatnya. Tak jarang, ia mendengar ucapan-ucapan meremehkan yang menyakitkan. Situasi ini membuat Oki merasa tertekan, namun ia tidak membiarkan dirinya terpuruk terlalu lama. Justru, keraguan dari orang-orang di sekitarnya menjadi bahan bakar semangatnya untuk membuktikan bahwa ia mampu mencapai sesuatu dengan caranya sendiri.

Oki memutuskan untuk menempuh jalan sebagai wirausahawan, meski langkah itu penuh risiko. Ia percaya bahwa melalui usaha mandiri, ia tidak hanya bisa menciptakan penghidupan bagi dirinya sendiri, tetapi juga membuka lapangan kerja untuk orang lain. Prinsip ini terus ia pegang teguh, bahkan di saat ia menghadapi banyak kegagalan di awal usahanya. Ia mencoba berbagai jenis usaha, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun