Mohon tunggu...
Balqis Bamenda
Balqis Bamenda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

S1 fakultas psikologi program studi psikologi. Tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertimbangan Sebelum Mengambil Gap Year

8 Juli 2022   13:30 Diperbarui: 8 Juli 2022   13:33 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir kelas 12 merupakan masa paling menegangkan di SMA. Siswa SMA yang hendak meneruskan pendidikan ke PTN berlomba-lomba untuk memperoleh bangku kuliah di jurusan dan kampus impian. Namun, tidak semua murid berhasil dalam sekali coba. Terdapat 3 ujian masuk, yakni SNMPTN, SBMPTN, dan Jalur Mandiri. Pun mereka berhasil, terkadang terdapat kendala yang menghambat mereka untuk mendaftar ulang.

 

Di Indonesia, istilah gap year lazim digunakan oleh siswa. Dalam transisi SMA–kuliah, gap year berarti menunda kuliah selama setahun atau lebih untuk mengikuti ujian masuk PTN di tahun depan. Mereka berharap bahwa periode yang mereka gunakan untuk belajar latihan soal dengan intensif mengantarkan mereka kepada kelulusan.

 

Alasan seorang murid memutuskan gap year beragam, mulai dari alasan finansial keluarga yang kurang mendukung untuk membayar biaya pendidikan, tidak lolos berbagai ujian masuk PTN, memiliki harapan idealis, sampai alasan kesehatan di mana secara medis murid tersebut disarankan oleh dokter untuk istirahat. Kalau kamu adalah seorang murid kelas 12 yang sedang galau mengenai gap year, artikel ini untukmu. Dalam artikel ini, penulis akan membahas lebih dalam mengenai apa yang harus dilakukan saat tidak lolos ujian masuk PTN atau saat memiliki impian idealis. Penulis akan memberikan pertimbangan yang akan membantumu menentukan apakah lebih baik mengambil gap year ataukah lebih baik menerima perguruan tinggi  mana pun yang menerima dirimu meskipun hal tersebut di luar rencanamu.

 

Manfaat Gap Year

1. Bisa belajar lebih intensif

Para pengambil gap year bisa fokus belajar selama setahun, mulai dari melengkapi catatan materi, memahami materi, dan latihan soal. Kamu bisa belajar dengan bantuan guru les atau belajar sendiri secara autodidak. Sudah tidak ada lagi ujian tulis dan ujian praktek dari SMA, sehingga fokusmu sudah tidak terpecah.

 

2. Menjelajahi dan Merenungkan diri

Dengan sudah tidak bersekolah, kamu akan memiliki banyak waktu kosong dari pagi sampai sore. Terdapat berbagai hal yang dapat kamu lakukan selain belajar untuk ujian. Untuk menyelingi waktu belajar, kamu dapat menggunakan waktu luang untuk mempelajari skill baru, atau mengikuti kegiatan volunteer.

Selain itu, kamu akan memiliki banyak me-time. Gunakan waktu tersebut untuk introspeksi diri, lakukan deep talk. Sesungguhnya, gap year menumbuhkan rasa sabar, ikhlas, dan kesadaran diri. Waktu kosong menetralkan emosi dan pikiran. Lihat ke masa lalu dan ambil hikmahnya.

"Apa yang bisa kulakukan lebih baik?"

Dan jangan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri: "yang aku banggakan dari diriku sendiri adalah..."

"Hari ini, aku akan berterimakasih kepada diriku karena..."

 

3. Apabila di tahun berikutnya lolos, maka semuanya menjadi worth it

Keputusan gap year diambil oleh mereka yang menggenggam erat impian hidup mereka, mereka para pejuang keras. Saat seluruh upaya tersebut membuahkan hasil yang diinginkan, tentu pengorbanan selama setahun tidaklah berat. Bisa jadi juga, seseorang ingin masuk suatu prodi di universitas A namun berujung masuk di prodi tersebut tapi di universitas B. Dengan skenario tersebut, mungkin awalnya akan disayangkan, tapi lama-lama juga dapat disambut baik. Atau skenario lain adalah apabila saat kelas 12 seorang murid sangat kekeh untuk masuk suatu prodi. Namun seiring gap year, dirinya menerima alternatif prodi lain, lalu akhirnya diterima di prodi alternatif tersebut, dan merasa tidak kalah bahagianya.

 

Hal-hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan gap year

Namun, selain manfaat yang mungkin membuatmu merasa tidak masalah mengambil gap year, terdapat hal-hal lain yang patut membuatmu menimbang ulang.

1. Kesehatan mental akan naik turun

Diatas, penulis menyebutkan bahwa waktu kosong menetralkan emosi dan pikiran. Akan tetapi, karena itulah, emosi dan pikiran dapat hanyut ke arah positif maupun negatif. Akan terdapat hari-hari di mana kamu bersemangat dan optimis, tetapi akan ada hari-hari lain di mana kamu merasa takut gagal. Kamu dapat membuka handphone sesaat untuk mencari hiburan, sampai kamu melewati unggahan Instagram Story temanmu dan justru merasa sedih karena harus tertinggal setahun dengan teman seangkatan SMA. Kamu akan rawan mengalami FOMO (fear of missing out). Di awal, kamu mengira bahwa satu tahun akan berlalu dengan cepat. Namun, saat menjalaninya, kamu merasa sebulan sudah sangat lama, membuat semakin lama semakin malas belajar.

2. Respon keluarga dan teman

Dukungan dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kesehatan mental kita. Apabila orang lain skeptis pada kita, kita akan rawan merasa terpuruk. Bahkan apabila mendapatkan dukungan positif sekalipun, masih terdapat hal-hal yang akan membuatmu risau. Meskipun seorang teman atau anggota keluarga ingin menunjukkan kepedulian dengan selalu menanyakan kabar, namun sebagian anak gap year justru akan merasa tidak enak. Mereka merasa bahwa dukungan tersebut juga datang bersama harapan besar, dan mereka tidak ingin mengecewakan orang-orang yang mendukung mereka. Sehingga, dukungan yang dilihat sebagai harapan tersebut justru terasa beban. Terdapat sebagian anak gap year yang akan menyambut dukungan dengan baik dan terbuka, namun sebagian lainnya lebih nyaman bekerja dalam diam dan sendirian.

3. Apabila di tahun berikutnya tidak lolos, bagaimana perasaanmu? 

Di tahun pertama (saat kelas 12), saat tidak diterima, tentu semua murid akan merasa sedih. Namun, kalian yang masih berpegang teguh pada idealisme masih memiliki harapan gemilang untuk tahun depan. Di tahun kedua (saat gap year), semua berharap untuk diterima di SBMPTN atau Ujian Mandiri tahun berikutnya. Setahun pun dilalui dengan penuh jerih payah dan doa. Namun, manusia hanya dapat berencana, sedangkan keputusan akhir berada di tangan Tuhan. Saat gagal, rasa sedih yang dialami akan lebih menyakitkan dibanding saat tahun pertama. Kesempatan pun menipis (sebenarnya terdapat opsi untuk gap year lagi, namun sebagian besar akan mengakhiri gap year-nya, dimanapun mereka diterima).

 

Semua kembali kepadamu, seberapa percaya dirimu akan kuat menjalani gap year.

Sebelum memutuskan menjalani gap year, pastikan kamu sudah memahami dan siap menerima segala suka duka. Siapkan solusi apabila kamu sewaktu-waktu merasa terpuruk. Apabila kamu sungguh-sungguh siap, jangan lupa untuk memanfaatkan gap year dengan baik. Atur waktu dengan baik. Pilihlah metode, waktu, dan durasi belajar yang paling efektif. Jangan terlalu lelah, karena kesehatan fisik dan mental mempengaruhi hasil belajar. Akhir kata, jangan lupa untuk berdoa, menjalin hubungan baik dengan orang tua dan orang lain, dan yang terakhir, berserah diri kepada Tuhan. Tuhan memiliki rencana terbaik, meskipun mungkin berbeda dengan rencana manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun