Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Kuliner Favorit Hamengku Buwono di nDalem Benawan Jogjakarta

29 Agustus 2023   20:48 Diperbarui: 29 Agustus 2023   21:05 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. WAG Koteka x Kjog - Brilla

Ketika mengikuti Trip Koteka ke 8 bekerjasama dengan Kompasianer Jogjakarta yang berlangsung di Jogjakarta kami disuguhkan hidangan langka yang merupakan warisan Hamengku Buwono VII dan Hamengku Buwono VIII.

Makan siang yang istimewa karena hidangan tersebut kami nikmati di nDalem Benawan.

Ndalem Benawan dahulu adalah tempat tinggal GBPH Benowo, putra ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dari garwa BRAy Retnohadiningrum. Terletak di Jln Rotowijayan tepatnya di sebelah barat ndalem Joyokusuman, sebelah utara jalan. Hingga saat ini ndalem Benawan masih menjadi rumah tinggal  keturunan GBPH Benowo, dan di sekitarnya masih ada rumah-rumah abdi ndalem yang magersari.

Dok. WAG Koteka x Kjog - Brilla
Dok. WAG Koteka x Kjog - Brilla

Rabu, 23 Agustus 2023 kedatangan rombongan KOTEKA (Komunitas Traveler Kompasiana) dan KJog (Kompasiana Jogjakarta) yang didampingi Faircle Coop di Ndalem Benawan disambut hangat oleh RM Hertriasning yang akrab disapa dengan Gusti Aning. Beliau adalah cucu dari Hamengku Buwono VIII.

Dalam bincang-bincang kami siang itu sekaligus dilakukan zoom meeting Koteka Talk ke-140. Gusti Aning selaku Pembina Faircle Coop menjelaskan kepada kami mengenai budaya, kuliner dan pariwisata di Jogjakarta serta UMKM yang tentunya mendukung kreativitas dan perekonomian ekonomi lokal. Zoom meeting diikuti oleh  Koteker di berbagai kota di Indonesia dan Jerman.

Usai zoom meeting kami dipersilakan menikmati hidangan makan siang yang telah disediakan. Menu yang disajikan adalah makanan favorit Hamengku Buwono VII dan VIII.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 


Paket menu lengkap berupa appetizer (makanan pembuka) , main menu (makanan utama) serta dessert (makanan penutup) tersebut adalah :

Songgo Buwono - Makanan Pembuka

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Dinamakan Songgo Buwono agar kita menghargai semesta, penyangga kehidupan (Buwono). Makanan pembuka ini sangat spesial karena Songgo Buwono tercipta di Keraton Yogyakarta atas inspirasi Hemengku Buwono VIII, sehingga  makanan priyayi ini hanya dihidangkan jika ada acara khusus, seperti Perayaan pernikahan Keraton.

Pada bahan makanan Songgo Buwono juga terdapat filosofi ya, misalkan daun selada yang memberi simbol hamparan tumbuhan hijau yang lestari dan asri. Kue Soes melambangkan bentuk bumi tempat makhluk hidup dan mati. Sedangkan isi kue Soes adalah daging ayam cincang dengan beraneka bumbu melambangkan keberagaman manusia di dunia membaur secara selaras dan damai. Telor ayam pada Songgo Buwono merupakan simbol pegunungan dan mayonnaise menggambarkan langit, dilengkapi dengan acar yang simbol Bintang.

Nasi Merah Putih dan Gecok Ganem - Makanan Utama

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Menu ini yang disajikan kepada kami, peserta Koteka Trip 8 sebagai menu utama. Gecok Ganem merupakan menu favorit Hamengku Buwono IX (Beliau Wakil Presiden Republik Indonesia ke-2). Penampakan kuahnya seperti kuah sayur lodeh. Rasa kuahnya memang ada kemiripan dengan sayur lodeh, namun bahan isinya sangat berbeda. Gecok Ganem terdiri dari daging sapi cincang yang di gulung seperti bakso atau daging printil, diberi bumbu rempah, potongan cabai merah dan blimbing wuluh yang di campur santan.
Selain Gecok Genom juga diberikan tambahan lauk Tempe Krispi. Sebagai karbohidrat disajikan Nasi Merah Putih berbentuk kerucut atau Tumpeng mini. Garnish makanan utama ada timun, tomat dan selada. Nikmat!

Manuk Nom - Dessert

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Makanan penutup ini sejenis pudding. Saat saya kecil, Ibu dan kakak pengasuh saya sering membuat pudding seperti ini sebagai cemilan keluarga yang di simpan di lemari es, namun keluarga kami tidak membuat dengan bentuk burung (Manuk).

Manuk Nom menjadi favorit Sultan Hamengku Buwono VII sebagai makanan penutup, Sedangkan Sultan Hamengku Buwono VIII suka sebagai makanan pembuka.

Jurnal Lekesan mencatat tentang resep Manuk Nom  di buku resep De Kookgids voor Huisvrow  tahun 1930.

Adapun bahan Manuk Nom adalah tape ketan, gula, telur, vanilla, susu berikut daun pandan.

Gusti Aning menyampaikan bahwa filosofi penamaan dan bentuk makanan Manuk Nom merupakan sugesti para raja agar kuat dalam berhubungan suami istri. Agar para raja kuat dan mendapatkan terbaik keturunan untuk meneruskan kedudukannya sebagai raja.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Patehan - Minum Teh
Selain rangkaian makan siang tersebut, kami juga mencicipi dan menyaksikan demo kuliner minum teh yang disebut Patehan yang dahulu dilakukan di Gedhong Patehan. Nama Patehan sendiri berasal dari kata "teh", salah satu jenis minuman seduh. Dahulu Patehan termasuk bagian dari dapur istana. Pada masa silam, Patehan bertugas menyiapkan kebutuhan minuman yang sifatnya tidak terjadwal.

Saat kebiasaan minum teh masih dilakukan di Gedhong Patehan, air yang digunakan berasal dari Sumur Nyai Jalatunda di sisi barat digunakan untuk minum teh para raja dan sumur Kiai Jalatunda di sisi timur digunakan untuk mencuci perkakas pembuatan minuman teh tersebut.  

Dok. Web Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Dok. Web Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Tradisi Patehan yang rutin dilakukan dari jam 6 hingga pukul 11 pagi oleh para Sultan mengalami perubahan di masa Sultan Hamengku Buwono IX. Hal ini dikarenakan beliau menjabat juga sebagai pejabat nasional sehingga banyak kegiatan dilakukan di Jakarta.

Di nDalem Benawan juga telah tersedia teh produk UMKM yang organik, artisan berkwalitas tinggi yang dapat dibeli oleh pengunjung.

Wisata kuliner Keraton Jogjakarta ini segera dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Seperti yang telah disampaikan Gusti Aning, paket eduwisata sejarah dan budaya nDalem Benawan secara lengkap akan bisa di-booking melalui platform Faircle.com yang rencana akan launching bulan September 2023. Ini adalah bagian dari upaya Faircle melestarikan budaya Mataram Islam se-otentik mungkin. Maka saat kami kunjungan ke nDalem Benawan Gusti Aning juga menjelaskan mengenai filosofi dari surjan yang kental dengan nilai-nilai Islam.

Secara lengkap, rombongan akan dibawa "time travel" di tahun 1900an awal. Dapat menggunakan busana Jawa khas keraton, disambut para prajurit, menyaksikan atraksi seni, dijamu dengan kuliner khas Keraton sambil belajar sejarah Mataram Islam, filosofi hingga 'manner' khas Jawa.

Semua itu dengan harapan pula agar dapat membantu masyarakat Jogjakarta khususnya dalam hal ekonomi, dengan melibatkan UMKM dalam kegiatan tersebut, termasuk kegiatan minum teh ala raja yang kami lakukan saat Koteka Trip 8 Jogjakarta .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun