Banyak traveler yang tidak berkesempatan mengalami penerbangan komersial di tahun 2020 karena pandemi melanda dunia. Alhamdulillah saya masih berkesempatan merasakan 2 international flight di bulan January tahun 2020 , dan 2 domestic flight di bulan February 2020, sebelum lock down di bulan Maret 2020.
Pada tulisan ini saya menuliskan tentang  penerbangan pertama kami di tahun 2020. Saat itu, hari Jumat tanggal 3 Januari 2020 kami terbang dari Sendai Internasional Airport menuju Taouyuan International Airport Taiwan. Kami menggunakan maskapai penerbangan Peach Aviation.
Peach Aviation merupakan anak dari All Nippon Airways atau ANA, salah satu airlines terbaik di Jepang.
Maskapai penerbangan LCC Jepang yang pertama. Berbasis di Bandar Udara Internasional Kansai. Kantor pusat di Bandara Internasional Kansai dan Izumisano, Prefektur Osaka.
Kartu Kereta yang Tertinggal
Koper-koper yang kami bawa memang besar, bahkan cenderung kerepotan membawanya. Jika mengalami hal ini di luar negeri saya merasakan betapa bersyukur dan juga berterima kasih kepada porter di airport atau stasiun antar kota yang ada di tanah air. Jasa mereka sangat membantu kita yang akan atau kembali bepergian jauh.
Akibat terlalu fokus dengan koper serta letih karena menggeret koper besar, kartu transportasi tertinggal di mesin kartu/tiket Sendai Stasiun. Dalam train menuju Sendai Airport saya merasa pasrah jika dikenakan denda besar atau urusan menjadi panjang jika tiket saya hilang. Dalam hati berdoa dan mulut sedikit komat kamit agar Allah membantu untuk melancarkan urusan ini.
Saat mau melewati pintu keluar stasiun ke arah airport saya langsung lapor ke petugas yang berada di dekat mesin kartu "tap out". Ditunjukkan pintu paling ujung dengan beberapa petugas berjaga. Alhamdulillah dengan sangat mudah dan tanpa ditanya macam-macam saya dipersilakan mereka untuk keluar melalui pintu dekat mereka. Mereka sangat ramah mempermudah, padahal saya baru mengatakan, "Kartu saya tertinggal saat saya masuk di Stasiun Sendai."
Drama Visa Taiwan
Babak drama berikutnya yang terjadi pada kami adalah "typo" pada Visa Taiwan kakak saya. Saat kami check in di counter check in, ternyata ada kesalahan huruf/angka pada visa Taiwan milik kakak. Petugas check in tentunya tidak bisa memproses ke berangkatan. Jalan keluarnya adalah kakak saya harus membuat visa baru dan tidak boleh ada kesalahan walaupun 1 huruf/angka! Visa tersebut juga harus di cetak (hardcopy). Panik gak?!
Mendadak kami mencari rental computer dan printer dalam tempo sesingkat-singkatnya. Bahkan kakak mengatakan agar kami meninggalkannya di Jepang apabila urusan visa baru-nya belum bisa langsung di terbitkan. Untung lah akhirnya menemukan semacam business center, dan menit-menit terakhir visa Taiwan kakak saya berhasil dikeluarkan kembali secara online. Berlari kencang mengejar waktu, Kakak saya akhirnya berhasil check in dan berangkat dalam 1 flight bersama kami.
Drama berikutnya?
Drama penerbangan kembali terjadi saat shampoo seharga ratusan ribu rupiah tidak dapat dibawa ke cabin alias "disita" karena melebihi limit ketentuan liquid yang boleh dibawa dalam penerbangan. Sedih-lah keponakan saya yang telah membeli shampoo brand asli Jepang tersebut. Di Jakarta harganya sudah nyaris nggak masuk akal.
Ada yang unik kala kami akan boarding, yakni kami semua dipersilakan membuka alas kaki kami, meletakkan ke tray yang diberikan petugas dan kami menggunakan alas kaki seperti sandal hotel untuk melewati pintu pemeriksaan. Setelah melintas masuk, tentunya kita ganti sandal ala hotel itu ke alas kaki yang kita gunakan tadi.
On board Peach Air
Setelah melewati aneka drama di Sendai Airport, akhirnya kami dapat duduk manis di pesawat bernomor penerbangan MM 775.
Peach Aviation yang kami rasakan sangat baik service-nya, apalagi jika diukur dengan standard LCC. Mbak-Mbak Flight Attendants-nya mantap. Nggak hanya diam saat terlihat penumpang yang kewalahan atau agak repot dengan barang bawaannya. Langsung sigap dibantu! Bahkan tak segan mereka mengangkat tas besar penumpang dan membantu menyimpannya di laci bagasi atas cabin.
Demikian pula saat menyediakan makanan dan minuman ke penumpang. Sangat sigap, termasuk menerima transaksi pembayarannya.
Saya membeli Bubur instant sebagai Inflight meal sekedar mengganjal perut pengganti makan malam karena kami akan tiba di Taipei di malam yang cukup larut. Dapat di pastikan kedai makanan sudah banyak yang tutup, apalagi penjual makanan halal.
Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan , bandara internasional yang melayani Taipei dan Taiwan utara. Terletak sekitar 40 km (25 mi) dari sebelah barat Taipei, bandara ini adalah bandara terbesar dan tersibuk di Taiwan yang di tahun 2016 menduduki peringkat bandara terbaik di kawasan Asia-Pasifik oleh Airports Council International. Wuhuuu, ternyata bandara ini secara administrasi bukan di Taipei.
Alhamdulillah penerbangan perdana di tahun 2020 cukup menyenangkan dengan maskapai penerbangan yang belum pernah saya gunakan sebelumnya. Dengan nama Peach, bukan berarti aircraft-nya bernuansa warna peach. Justru berwarna pink fuschia mendominasi livery pesawat Airbus tersebut.
Sampai jumpa di penerbangan berikutnya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H