Penerbangan ini berlangsung menjelang pandemic Covid-19 melanda dunia. Bahkan di daratan China sudah banyak yang terpapar virus ini. Karena itu lah di penerbangan yang berlangsung di akhir 2019 pemegang passport negara tersebut proses imigrasinya lebih ketat saat masuk ke Korea Selatan dan Jepang.
Ketika itu, 25 Desember 2019 dini hari, dari penginapan di area Dongdaemun kami berjalan kaki ke stasiun terdekat. Tidak seperti saat tiba di Seoul yang menggunakan taxi bertarif lebih dari Rp 1, 5 juta rupiah, pagi itu kami ke airport menggunakan Metro menuju Incheon International Airport.
Naik metro dengan membawa banyak koper yang segede gaban tuh repot sekali deh. Saya yang terbiasa traveling dengan "full service traveling" benar2 memerlukan tenaga dan fokus extra. Selain karena sebenarnya kami berwisata ke Seoul Korea Selatan sekaligus menjemput salah satu anggota keluarga yang baru selesai belajarnya di salah 1 universitas terkenal di negeri Ginseng ini. Namun saya tidak mengeluh dengan koper-koper besar itu karena hal ini justru menambah kekayaan pengalaman dan "pemandangan" dalam hidup.
Penerbangan kali ini menggunakan LCC alias Low Cost Carrier bernama Air Seoul yang merupakan anak dari ASIANA, salah 1 perusahaan penerbangan milik Korea Selatan. Sesampainya di airport kami ber-enam menuju counter check-in yang banyak dan luas. Kami melakukan check in mandiri terlebih dahulu melalui computer yg tersedia berjajar. Awalnya saya mendapatkan seat 16C namun diubah karena kami berenam duduk terpisah. Walaupun self service check-in, kami tetap dibantu oleh petugas-petugas yang manis dalam melayani. Setelah mendapatkan boarding pass, barulah kami membawa koper-koper besar ke counter bagasi. Membutuhkan waktu yang agak lama karena mengatur dari satu koper ke yang lainnya agar tidak overweight. Maklum lah, seperti yang sudah saya tuliskan di atas bahwa salah satu diantara kami boyongan meninggalkan Seoul Korea untuk kembali ke Indonesia. Tidak langsung pulang ke Indonesia, namun piknik dulu ke Jepang bersama kami berlima.
Urusan bagasi beres, kami menuju gate untuk boarding. Gate-nya lumayan jauh euy!
Safety Information ala Flight Entertainment SystemÂ
Saat mengetahui bahwa tempat duduk saya dipindah ke seat 27B dan seat berada  di tengah, Saya sempat "histeris" ... Hahaha masih trauma duduk di seat tengah penerbangan LCC. Hingga kakak menenangkan,"Nggak seperti LCC kok seatnya ... Tuh ada entertainment flight-nya juga. Horeeee...bener seatnya lega dan seperti penerbangan full service yg ada monitor tv.Â
Saat penjelasan keamanan penerbangan atau safety information yang biasanya diperagakan oleh flight attendant crews, di penerbangan Airbus SEOUL Air kali itu penjelasan atau safety information-nya penumpang "menonton" Lico si Tokoh anjing animasi. Serasa menikmati inflight entertainment. Bahkan seru banget untuk memberi edukasi ke anak-anak tentang information safety seperti ini. Anak-anak pasti lebih rileks dan dapat mengurangi ketegangan bagi anak-anak yang takut terbang.
Flight Safety Video Air Seoul
Inflight Cafe ala Seoul Air
Satu hal yang saya suka selain animasi Lico sebagai pemberi information safety adalah menu Mint Cafe. Karena LCC tidak memberikan inflight meal saat penerbangan, maka maskapai penerbangan ini menawarkan berbagai inflight meals dengan konsep layaknya sebuah cafe di udara. Oleh karena itu (barangkali) dinamakan Mint Cafe.
Saya tidak mengambil gambar menu apa saja yang mereka tawarkan karena dalam menu terdapat banyak non halal food and beverages. Penerbangan kami juga hanya 2,5 jam, jadi masih bisa menahan lapar. Sedangkan untuk minuman, setiap perjalanan keluar negeri saya seringkali membawa tumbler. Terutama jika ke negara-negara yang air kerannya sudah dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Namun sungguh saya senang melihat menu Mint Cafe di penerbangan yang menggunakan Airbus A 321 Â rute Incheon Internasional Airport - Narita Internasional Airport. Selain itu pada penerbangan saat itu juga terdapat Inflight Shopping Catalog bagi penumpang yang ingin berbelanja.
Pada saat penumpang boarding dan pesawat landing, para flight attendants menggunakan blazer hitam. Saat menyajikan makanan mereka melepas blazernya dan menggunakan atasan berlengan pendek motif bergaris warna mint, hitam dan putih.
Tak terasa 2,5 jam kami tiba di Narita International Airport dengan mulus. Sungguh penerbangan pagi itu seakan LCC rasa full services flight. Memang saya belum ada rencana bepergian kembali dengan Air Seoul. Maskapai penerbangan ini bukan LCC terbaik di dunia, namun beberapa hari sebelumnya saya menggunakan salah 1 LCC terbaik di Asia. Saya merasa penerbangan Air Seoul saat itu tak kalah baik dari LCC yang dinobatkan terbaik itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H