Makan Siang di Tanjung Gelam
Saat tiba di Kepulauan Karimunjawa kemarin, kami sudah ke Tanjung Gelam. Tetapi karena hujan, jadi hanya kakak dan sopir yang turun dari mobil. Kami menunggu di parkiran mobil sambil tidur. Maklum, perjalanan Jakarta -- Semarang kami kurang tidur. Di hari kedua, dari Pulau Menjangan Kecil kami mampir di Tanjung Gelam melalui lautan. Perahu terparkir dan kami makan di salah satu warung yang berderet disana. Saya memesan Es Kelapa Muda tanpa gula dan langsung dari batok-nya alias kelapa masih butiran. Makanan hanya Mie Instan yang saya makan, karena masih hangat. Uhuk bukannya sok bersih, tetapi sungguh saya kurang bisa makan di warung yang makanannya tidak fresh. Itu-pun saya ogah lihat ke bagian tempat masaknya. Daripada kelaparan...hahaha....
Saya tidak sempat berfoto-foto di Tanjung Gelam. Gak apa-lah...kapan-kapan aja, siapa tahu masih berjodoh untuk kembali ke tanjung yang air lautnya cantik ini.
Makan Seafood di Alun -- Alun Karimunjawa
Malam akhir pekan, barulah Karimunjawa besar sangat ramai. Pedagang seafood berjajar di sekeliling alun-alun yang malam sebelumnya sepi sekali, dan kami hanya membeli nasi dan mie goreng di warung pojokan. Dari D'Season Hotel, tempat kami bermalam kami berjalan kaki menuju alun-alun. Mencari pedagang hasil laut yang masih segar dagangannya.Â
Setelah memilih, memesan dan kami menunggu lamaaaa....hampir 2 jam kami menunggu di meja di tengah lapangan. Hasil masakannya sih lumayan lezat, cocoklah karena kami memang memesan udang/cumi/ikan yang masih terlihat segar. Tetapi untuk layanannya...duh! Sepertinya pihak yang berwenang di Karimunjawa bisa memberi edukasi lebih untuk kepraktisan dan penataan usaha mereka deh.Â
Pedagang seafood satu dengan yang lainnya relatif "kasar" (walaupun masih termasuk halus sih bagi orang non-Jawa...hahaha) , sehingga mereka tidak segan "mengusir" pengunjung yang bukan dari tempatnya namun duduk di dekat meja mereka. Ajarin dong bahwa bisnis sekarang itu lebih menguntungkan berkolaborasi dari pada berkompetisi!
Bukit Cinta Karimunjawa
Menjelang kembalinya kami ke Semarang, kami mampir ke Bukit Cinta. Kami menggunakan mobil sewa yang sama saat kami dijemput dari bandara. Driver-nya kooperatif dan bisa menjadi guide yang baik soalnya. Sebelum ke Dewadaru Airport, ia mengantar kami kembali ke Bukit Cinta yang ketika kami sampai sebenarnya juga sudah dilewati. Namun lagi-lagi karena hujan dan kami mengantuk, ketika pertama datang kami tidak turun di Bukit Cinta ini. Maka kali ini kami turun dan naik ke atas Bukit Cinta dengan HTM Rp 10.000/orang dan bisa mendapatkan diskon di kedai souvenir senilai yang sama. Sayangnya karena kami terburu-buru mengejar waktu penerbangan maka kami tidak sempat berbelanja di Bukit Cinta. Nexttime ya, Bapak Ibu pedagang....Kali ini kami hanya sempat berfoto-foto. Padahal makan di cafe yang terdapat di sana sepertinya asyik juga loh...
* Harga tahun 2019, setahun sebelum pandemi